Usai dari dewan, Cheka langsung menuju Polres Tasikmalaya Kota, Kejaksaan Negeri, Brigif 13 Galuh, Kodim 0612/Tasikmalaya dan lain sebagainya. Didampingi Bagian Prokopim Setda Kota Tasikmalaya serta sejumlah kepala OPD.
PELOTOTI DIKOTOMI
Selain dituntut bekerja menjalankan roda pemerintahan menjelang akhir tahun anggaran, Pj wali kota juga diharapkan bisa secepatnya adaptasi dengan dinamika daerah. Supaya, kelangsungan Kota Tasikmalaya terutama urusan pemerintahan wajib tidak mengalami kendala.
Anggota DPRD Kota Tasikmalaya H Muhammad Rijal mengatakan setidaknya ada sejumlah agenda yang mengantre untuk direalisasikan. Terutama pengesahan APBD 2023, yang akhir bulan ini harus sudah rampung. Ditambah lagi, perlunya instansi di lingkungan pemkot mengatrol realisasi pendapatan dalam meng-cover defisit yang sampai saat ini masih alot dibahas eksekutif dan legislatif.
Baca Juga:Makan Ciki Ngebul, Siswa SD KeracunanBintang-Bintang
”Jadi kalau nanti sudah adaptasi, kita harap Pj wali kota yang notabene masih relatif muda ini, bisa memiliki ketegasan. Take down saja ketika program dinilai kurang efektif, melihat situasi di daerah sedang seperti ini,” katanya.
Selain membutuhkan percepatan, lanjut Rijal, evaluasi kinerja instansi di lingkungan pemkot pun mesti dilakukan secepatnya. Supaya di tahun mendatang Cheka bisa mengebut optimalisasi kinerja dinas dan badan, terutama menghadapi tahun politik. ”Makanya dengan kami di DPRD juga tidak mesti komunikasi di forum resmi atau formal saja. Sekadar mendiskusikan hal-hal yang sifatnya bisa dikoordinasikan juga kan bagus, terutama dalam menjawab problem publik yang muncul,” kata politisi PKS itu.
Mantan pengurus DPD KNPI Kota Tasikmalaya itu menganalisis meski Pj wali kota merangkap jabatan dengan posisi di Kemendagri, tentunya usia relatif muda bisa efektif mengoptimalkan kedua tugas yang melekat. Apalagi, gelar doktoral yang dimiliki Cheka, diharapkan bisa menjadi pembeda gaya kepemimpinan dari kepala daerah sebelumnya.
”Selama komunikasi dan koordinasi baik, kita rasa bisa menjaga kelangsungan daerah. Kondusif. Hanya, justru perlu diperhatikan itu, dikotomi di tataran internal pemkotnya sendiri. Jangan sampai ada kesan, kadis atau kabid alumni yang sama dengan Pj wali kota dapat atensi lebih dibanding kadis jebolan kampus lainnya,” tutur Rijal.