Wawancara terpisah, Founder Redef Foundation Tantan Rustandi mengatakan bahwa akhir-akhir ini masyarakat bahagia dengan suasana Jalan HZ Mustofa dan Cihideung yang baru. Namun tiba-tiba muncul sejumlah booth pedagang yang mengurangi kenyamanan dari kawasan pedestrian itu. ”Ini jadi kekhawatiran akan memancing kekumuhan lagi,” ucapnya.
Pada akhirnya hasil penataan yang saat ini jadi kebanggaan dari pemkot dan juga masyarakat Kota Tasikmalaya akan memudar. Tentunya hal itu jangan sampai terjadi, apalagi anggaran yang dikucurkan cukup besar. ”Jangan sampai kebanggaan ini hanya sesaat saja,” tuturnya.
Menurut dia, komitmen pemerintah untuk memberdayakan PKL tidak harus dengan membuat booth di kawasan itu. Penempatan booth untuk mengakomodir PKL terkesan sesuatu yang dipaksakan. ”Tidak perlu memaksakan, pasti ada alternatif lain,” ucapnya.
Baca Juga:Intrik Ada dan Tiada Booth PKLMenghitung Hari
Salah satunya dengan berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya untuk memanfaatkan eks setda. Sebagaimana wacana sebelumnya, di mana area itu diproyeksikan untuk gedung parkir. ”Bukan hanya parkir, bisa juga jadi tempat untuk mengakomodir pedagang,” tuturnya.
Dia melihat aset tersebut selama 21 tahun ini menjadi bangunan yang mubazir. Jika dimanfaatkan akan berdampak positif baik bagi Pemkab Tasikmalaya, Pemkot Tasikmalaya dan juga masyarakat. ”Pemkab dapat PAD (pendapatan asli daerah), pemkot juga sama, pedagang terakomodir dan yang terpenting kebahagiaan masyarakat tidak terenggut,” ujarnya.
Sementara itu, konsep pendirian booth untuk mengakomodir PKL di semipedestrian Jalan HZ Mustofa tampaknya masih belum final. Tim penataan masih membahasnya.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (KUMKM Perindag) Kota Tasikmalaya Apep Yosa mengatakan konsep penataan PKL masih belum selesai. Karena keputusan utuhnya harus melibatkan dinas-dinas terkait. ”Kan melibatkan lintas sektoral, makanya ada tim penataan,” tuturnya kepada Radar, Selasa (8/11/2022).
Menanggapi spanduk-spanduk penolakan yang sempat terpasang di Jalan HZ Mustofa, Apep Yosa mengaku akan menampungnya sebagai bahan pertimbangan. Pasalnya pembahasan masih terus dilakukan. ”Itu akan jadi bahan untuk pembahasan juga,” ujarnya.
Jika dari sudut pandang Dinas KUMKM Perindag, tentunya penggunaan booth itu diperlukan. Supaya pedagang di sepanjang trotoar itu lebih tertata dan tidak berceceran. ”Kan harus bagus penempatannya,” tuturnya.