Lebih lanjut, terjadinya deflasi di Kota Tasikmalaya, terutama bersumber dari penurunan harga kelompok volatile food dan penurunan harga kelompok core inflation. Di tengah inflasi administered price yang meningkat dikarenakan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM). “Penurunan harga tersebut diantaranya disumbang oleh turunnya harga komoditas volatile food yaitu telur ayam ras, cabai rawit, daging ayam ras, buah naga, dan ikan mujair,” katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Tasikmalaya H Adang Mulyana menyampaikan, program gelar Pangan Murah ini serentak dilaksanakan di Jawa Barat. Ia pun mengisinya dengan para petani dan peternak lokal Kota Tasikmalaya. “Kegiatan ini melibatkan petani dan peternak lokal gabungan kelompok tani dan kelompok wanita tani. Dengan menjual dari telur, beras, sayuran, dan produk lainnya,” ujarnya. Dengan begitu, hasil produksi dari petani ataupun peternak lokal di Kota Tasikmalaya termanfaatkan. Tentunya untuk menurunkan harga dari bahan komoditas yang sering terjadi kenaikan.
“Kita sengaja tidak mengambil barang-barang di Pasar Cikurubuk, melainkan para petani dan peternak lokal di Kota Tasikmalaya. Semua itu, untuk antisipasi harga-harga naik, agar bisa kembali ke normal,” katanya.
Baca Juga:Siswa SDN Kudanguyah BertalentaDisdik Tingkatkan Layanan LKP
Ketua Kelompok Wanita Tani Mawarsari Kelurahan Margasari Epi Siti Mudrikah menyampaikan, ia ikut memeriahkan program gelar pangan murah ini, semuanya dari hasil produksi dari lahan kelompok wanita tani. Mulai dari sayuran seperti tomat, cabai, pakcoy, kangkung, dan terong ungu. “Kebetulan sayuran sedang panen sehingga bisa dipasarkan di program pangan murah. Dengan mematok harga Rp 5.000,” ujarnya yang pernah mendapatkan juara tiga sadar inflasi dari BI dan Pemerintah Kota Tasikmalaya. (riz)
[/membersonly]
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!