TASIK, RADSIK – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater 28 Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya merayakan ulang tahun atau milangkala ke-32. Wujudnya telah dilakukan seluruh rangkaian secara daring dan luring di Gedung Mandala Unsil Tasikmalaya.
Di mulai dari 14 Oktober 2022, dilaksanakan kegiatan resital untuk calon anggota angkatan 2021, sebagai salah satu syarat untuk menjadi anggota UKM Teater 28.
Kemudian, 3 November 2022 ada kegiatan 28 Family Gathering secara daring. Sebagai sharing time keluarga Teater 28. Puncaknya, 4 November 2022 dengan melakukan pementasan seri monolog 28 sebagai bentuk apresiasi suatu karya seni.
Baca Juga:Tingkatkan Fisik dan Skill Atlet RenangTolak Lapak PKL
Bertemakan Semarak 28, targetnya membentuk kehangatan dan keharmonisan keluarga Teater 28. Tentunya tercermin dengan berbagai kreasi, aksi, dan provokasi penciptaan.
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Tentunya, agar capaian usia ke 32 ini, UKM Teater 28, lebih produktif, kreatif, berprestasi, dan mampu mempererat keluarga Teater 28. “Semua rangkaian itu, sebagai rasa syukur UKM Teater 28 atas pencapaian segala kreativitasnya. Lalu dapat menjalin dan mempererat tali silaturahmi keluarga UKM Teater 28,” kata Kaisar Teater 28 Unsil Tasikmalaya, Aziz Fahrul Roji atau Waru kepada Radar, Senin (7/11/2022).
Dalam Milangkala Teater 28 ini, pihaknya menyiapkan sesuatu hal baru daripada tahun lalu, yakni dengan mengangkat pementasan seri monolog Teater 28. Tentunya itu, untuk memberikan wadah bagi pengurus dan anggota untuk menampilkan seni peran atau drama tunggal.
“Milangkala tahun sekarang pertunjukan didominasi monolog daripada musiknya. Tentunya untuk lebih mengangkat lagi khas dari Teater 28,” ujarnya.
Oleh karenanya, dalam Milangkala ke-32 Teater 28 dengan menampilkan empat monolog. Dengan menampilkan naskah Kasir Kita karya Arifin C Noer, Confession Karya Ari Kisem, Monosia karya Azis Waru, dan Naskah Anzing karya Rachman Sabur.
Monolog-monolog itu menceritakan antara lain; perilaku seks tidak normal menjadi konsumsi pokok dari manusia sekarang, protes orang-orang yang merusak alam dengan kepentingan sendiri atau pun golongan, bagaimana seorang istri di rumah dan menjadi kasir ketika bekerja, dan perseteruan hewan serta manusia.
Baca Juga:Mayat Terborgol NgambangBela Papa
“Monolog ini mengandung pesan berkaitan dengan fenomena sosial. Yakni sesama makhluk hidup mesti saling menghargai satu sama lainnya,” katanya.