TASIK, RADSIK – Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nadiem Makariem telah mempersiapkan sistem pembelajaran Merdeka Belajar di lingkungan sekolah. Itu sebagai salah satu solusi learning loss yang dialami saat pandemi Covid 19.
Adanya kebijakan tersebut, LP2M-PMP Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya melalui Tim Dosen Pengabdian, yaitu; Depi Ardian Nugraha MPd, Redi Hermanto MPd, Satya Santika MPd, dan Ai Nursholihat MPd ikut memberikan pemahaman kepada guru-guru. Dengan melakukan pengabdian bagi masyarakat berupa workshop implementasi model pembelajaran case method dalam mendukung pencapaian kompetensi abad 21 peserta didik sekolah dasar (SD) di Gugus 1 Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya.
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Baca Juga:Tingkatkan Nilai Jual dengan Inovasi PackagingFit dan Bugar dengan Slim & Fit
Ketua Tim Pengabdian Unsil Tasikmalaya, Depi Ardian Nugraha MPd mengatakan dalam pengabdian ini, memberikan materi pertama berupa pemahaman tentang implementasi kurikulum merdeka dengan materi pembuatan modul ajar pada kurikulum merdeka.
Kemudian, materi kedua tentang implementasi case method dalam mendukung pencapaian kompetensi abad 21 peserta didik. Itu sebagai suplemen tambahan dalam menyusun modul ajar kurikulum merdeka.
Dalam materi pertama ini, pihaknya memberikan bagaimana mengimplementasikan kurikulum merdeka dalam pembelajaran. Lalu, bagaimana proses analisis diagnostik yang dilakukan oleh kepala sekolah guru kelas, guru pendidikan Jasmani dan agama di awal tahun ajaran dan akhir pembelajaran. “Munculnya implementasi kurikulum merdeka, menuntut guru dan kepala sekolah untuk memahami garis besar kurikulum merdeka,” katanya kepada Radar, Minggu (30/10/2022).
“Oleh karenanya, kita memberikan pandangan agar dalam pembelajaran dan asesmen, mereka dapat mengembangkan kurikulum operasional satuan pendidikan (KOSP) dalam kurikulum merdeka dan memahami pengembangan project penguatan profil pelajar Pancasila,” ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut, pihaknya juga memberikan pemahaman bagaimana cara menelaah capaian pembelajaran berdasarkan kompetensi dan membangun projek kegiatan atau konten penguatan profil pelajar Pancasila. Tentunya dapat digunakan dalam menentukan tujuan pembelajaran. “Semua itu untuk membantu guru memetakan kemampuan siswa yang nantinya digunakan sebagai acuan dalam menyusun alur pembelajaran profil pelajar Pancasila,” katanya.
Lalu, pada materi kedua, tim pengabdian Universitas Siliwangi menjelaskan tentang implementasi model pembelajaran case method dalam mendukung pencapaian kompetensi Abad 21 peserta didik. “Arahnya dipelajari model case method ini, agar dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Tentunya agar diharapkan peserta didik memiliki keterampilan berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving), berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi (collaboration),” ujarnya.