TASIK, RADSIK – Gerakan Nasional Aksi Bergizi sukses dilaksanakan di Kota Tasikmalaya pada Rabu (26/10/2022). Keegiatan ini merupakan implementasi dari pembudayaan Gerakan Masyarakat (Germas) serta untuk memberikan pemahaman dan edukasi akan pentingnya mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja.
Gerakan Nasional Aksi Bergizi dihadiri langsung oleh Ketua Pelaksana Harian TP UKS Dinas Pendidikan Jawa Barat Drs H Jaka Suprapta MMPd, juga Tim PKRS dari RSUD Pameungpeuk Garut Triani Nur Angelina AmdKeb, SKM yang mengisi kegiatan di SMAN 2 Kota Tasikmalaya.
Kegiatan di SMPN 2 Kota Tasikmalaya dihadiri oleh Sustiwa Wahyudin, SKM perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Rai Alfiah sebagai Tim PKRS dari RSUD Pameungpeuk Garut.
Baca Juga:Kadis Baru Segera TerjawabTahu-Tempe Langka, Omzet Pedagang Anjlok
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Gerakan Nasional Aksi Bergizi dilaksanakan juga di sejumlah tempat yang diprakarsai oleh masing-masing puskesmas yang ada di wilayah Kota Tasikmalaya. Seperti di SMK Mabdaul Ulum, SMK Al Ma’rufi, SMPN 10 Kota Tasikmalaya.
Dengan serempaknya kegiatan tersebut sekaligus memecahkan rekor muri yaitu Minum TTD Serentak di Seluruh Sekolah di wilayah Indonesia.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya dr H Uus Supangat menyampaikan bahwa ada banyak aktivitas yang dilaksanakan dalam kegiatan Gerakan Nasional Aksi Bergizi. Di antaranya senam bersama, sarapan pagi sehat dan pemberian tablet tambah darah.
Pemberian tablet tambah darah diberikan kepada remaja untuk mencegah terjadinya anemia. Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat muncul pada semua umur mulai dari balita, remaja, ibu hamil sampai usia lanjut.
Data dari Risekda 2018 menunjukkan bahwa anemia pada anak usia 5-14 tahun tercatat sebesar 26,8 persen. Kemudian pada usia 15-24 tahun sebesar 32 persen. ”Artinya sekitar 3 dari 10 anak di Indonesia menderita anemia,” ujarnya.
Tingginya angka anemia ini diakibatkan oleh kepatuhan konsumsi tablet tambah darah (TTD) pada remaja putri dan ibu hamil yang masih cukup rendah. Maka dari itu, melihat masih rendahnya kepatuhan konsumsi tablet tambah darah (TTD), Kementerian Kesehatan bersama dengan seluruh Dinas Kesehatan se-Indonesia melaksanaan aksi bersama melalui advokasi, mobilisasi sekolah dan masyarakat, yang berkoordinasi dan berkolaborasi dengan multisektor melalui penguatan kapasitas dan melakukan evaluasi.