BUNGURSARI, RADSIK – Panitia Seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP) tuntas menggodok enam pelamar posisi kepala dinas selama dua pekan.
Saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya tinggal menunggu rekomendasi dari Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) atas laporan rangkaian hasil seleksi dalam mengisi Jabatan Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) dan Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar).
Ketua Pansel JPTP Kota Tasikmalaya H Ivan Dicksan menuturkan pihaknya sudah melayangkan laporan hasil rangkaian tes awal pekan ini. Apabila KASN menilai proses seleksinya klir tidak ada persoalan, rekomendasi untuk wali kota dalam menentukan pejabat yang promosi menjadi eselon II bisa segera terbit. ”Laporannya sudah kita sampaikan, kemudian tinggal menunggu saja rekomendasinya semoga bisa segera terbit agar Pak Wali bisa segera melantik, terutama jabatan Kadisnaker yang mana hari ini H Rahmat Mahmuda memasuki masa purna tugas,” ujar Ivan kepada Radar usai menghadiri penyerahan putusan pemberhentian PNS TMT November di Aula Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), Selasa (1/11/2022).
Baca Juga:Tahu-Tempe Langka, Omzet Pedagang AnjlokTingkatkan Daya Saing Kedelai Lokal
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Ivan menceritakan, selama perjalanan rangkaian seleksi berlangsung ketat. Para pelamar jabatan kepala Dinas Tenaga Kerja mulai dari Dian Danawiarsa, Dudi Ahmad Holidi dan Wawan Gunawan. Kemudian Disporabudpar yakni A Jamaludin, Deddy Mulyana dan Iing Sugriman relatif saling kejar-mengejar dari sisi penilaian panitia seleksi. ”Jadi persaingannya relatif ketat misal peserta A yang punya kelebihan di sini, di penilaian lain peserta B justru lebih unggul,” tuturnya.
Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya itu menjelaskan setelah rekomendasi KASN terbit, wali kota akan menimbang secara komprehensif. Dia menelaah keputusan dalam menentukan siapa kepala dinas nanti tentunya tidak sebatas melihat siapa yang paling baik atau layak. ”Tentunya beliau (wali kota, red) akan melihat siapa yang paling tepat untuk situasi saat ini. Kalau bicara sekadar layak, yang tidak terpilih bukan berarti tidak layak. Hanya dalam situasi saat ini siapa yang tepat bukan berarti yang tidak terpilih tidak baik hanya kadang pilihan dalam penempatan seseorang mesti diukur dengan situasi saat ini, kadang kan berubah-ubah kondisinya dinamis maka kira-kira siapa nanti ditentukan Pak Wali menempatkan orang yang pas di sana,” katanya menganalisa.