CIHIDEUNG, RADSIK – Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya masih belum punya konsep yang pasti soal penempatan pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Cihideung. Sedangkan secara bertahap kawasan itu sudah dimasuki PKL-PKL baru.
Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Muslim MSi memahami bahwa pemkot dihadapkan pada dilema soal kelanjutan penataan Jalan HZ Mustofa dan Cihideung. Khususnya masalah penempatan PKL yang harus ditata tanpa merusak hasil penataan. ”Jadi seperti bingung,” ujarnya kepada Radar, Selasa (1/11/2022).
Menurut dia, bukan hal yang mudah jika kawasan tersebut bisa steril dari PKL. Pasalnya mereka akan mengejar pusat-pusat keramaian untuk mencari peluang rezeki. ”Ketika di situ ramai, pasti dikejar,” ucapnya.
Baca Juga:Wujudkan Rumah tanpa RokokTingkatkan Asupan Gizi untuk Remaja
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Apalagi misi dari penataan itu ditujukan untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Bukan hanya menciptakan ruang terbuka publik bagi pengunjung dan warga sekitar. ”Kan ada misi membangun ekonomi juga,” tuturnya.
Kuncinya, kata Muslim, pemerintah harus segera memiliki konsep yang bisa mengakomodir pedagang tanpa merusak nilai estetika. Dengan demikian, kawasan itu bisa tetap menarik dikunjungi dengan perekonomian yang tumbuh. ”Konsepnya harus betul-betul,” katanya.
Disinggung konsep yang matang butuh proses yang tidak sebentar, dia mengakuinya. Namun masalahnya PKL-PKL baru mulai berdatangan ke Jalan HZ Mustofa dan Cihideung. ”Dibiarkan terlalu lama juga tidak baik,” ucapnya.
Pihaknya justru khawatir pemkot akan lebih kesulitan untuk menata PKL nantinya. Karena tanpa diakomodir pun PKL-PKL dari luar pasti akan masuk ke kawasan tersebut. ”Jadi jangan menunggu semakin banyak, akan lebih sulit menanganinya,” tuturnya.
Jika hal itu terjadi, maka penataan yang sudah dilakukan dengan biaya yang besar itu tidak akan bertahan lama. ”Jadinya apa artinya penataan yang dilakukan kalau kembali semerawut,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Paguyuban PKL Cihideung Adang Sutiawan mengakui bahwa semakin banyaknya PKL yang ada di kawasan tersebut bukan berarti mereka anggotanya. Karena beberapa kali dia mendapati ada pedagang-pedagang baru. ”Ada sebagian PKL dari luar yang masuk juga, karena pengunjung semakin banyak,” ujarnya.