Inggris pernah begitu lama menjajah India. Banyak sekali dosa Inggris di sana. Dosa terbesarnya, dalam kemanusiaan, adalah ketika Inggris membagi dua wilayah di sana menjadi India dan Pakistan. Dengan cara yang begitu mendadak. Puluhan juta orang harus terbirit-birit. Yang di timur lari ke barat karena menganut Islam. Yang di Barat lari ke timur karena Hindu. Jutaan orang meninggal dunia.
Dan kini Inggris diperintah oleh orang keturunan yang dia jajah.
Kita tidak bisa membayangkan bagaimana suatu saat kelak perdana menteri Belanda dijabat oleh orang keturunan Padang, seperti Dr Suryadi.
Tapi tidak bisa. Suryadi, meski sudah 20 tahun di Leiden, ia tetap cinta pada paspor Indonesia.
Atau bagaimana kalau kelak perdana menteri Jepang dijabat keturunan Tionghoa.
Baca Juga:Truk MenyerudukSungai Cijulang Meluap, Akses Terganggu
Sunak di Inggris mewarisi ekonomi yang berantakan. Itu gara-gara si perdana menteri 45 hari, Liz Truss, melakukan eksperimen teori ekonomi: pajak rendah tumbuh tinggi. Hasilnya: mata uang jatuh terguling-guling dan suku bunga meroket sangat tinggi.
Kemarin Libor mencapai 5.37 persen. Ini gila. Setahun lalu hanya 0.29 persen. Padahal banyak pebisnis Indonesia berutang dalam dolar dengan bunga berpatokan pada Libor (London Inter-Bank Offered Rate).
Misalnya: Libor+2.
Berarti bunga pinjaman Anda setahun lalu hanya 2.29.
Kemarin bunga yang harus Anda bayar menjadi 7.66 persen.
Memang ada juga pengusaha yang memilih utang dolar atas dasar Sibor+. Biasanya Sibor lebih tinggi dari Libor.
Kemarin Sibor (Singapore Inter-Bank Offered Rate) lebih rendah dari Libor. Ini gila yang lain lagi. Sibor hanya 3.79. Pun bila pinjaman Anda Sibor+3 masih lebih murah dari Libor+2.
Begitu berat problem yang dihadapi Sunak. Ia harus atasi itu. Sunak adalah pendukung Brexit—Inggris keluar dari ekonomi Eropa. Kini merdeka itu ternyata terjajah.
Waktu kampanye Brexit dulu, Sunak memimpikan Inggris segera punya pelabuhan bebas bea. Itu melambangkan aliran ekonomi pasar yang ia anut. Ia, waktu itu, juga menggagas pasar uang dalam bentuk bond untuk pengecer, usaha kecil dan menengah.
Dua hal itu belum disinggung dalam pidato lima menitnya.