CIHIDEUNG, RADSIK – Langkah pemerintah yang akan mengakomodir pedagang kaki lima (PKL) di Jalan HZ Mustofa tampaknya perlu dipertimbangkan lagi. Selain berpotensi rusaknya hasil penataan, hak pejalan kaki pun bisa terampas lagi.
Sekretaris Karang Taruna Kota Tasikmalaya Arief Abdul Rohman mengaku sulit membayangkan apabila jalur HZ Mustofa yang sudah ditata kembali diisi PKL. Apalagi difasilitasi booth-booth oleh pemerintah. “Tidak terbayang penempatannya seperti apa, tapi pasti jadi sesak,” ungkapnya kepada Radar, Senin (24/10/2022).
Saat ini, masyarakat atau pengunjung sudah kembali mendapatkan haknya sebagai pejalan kaki. Dikhawatirkan ketika ada booth-booth PKL, jalur untuk pejalan kaki malah jadi hilang. “Apalagi di sana kan ada jalur untuk disabilitas juga,” terangnya.
Baca Juga:Minta OPD Konsen Dongkrak KunjunganTarget Masuk 10 Besar
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Selain itu, dikhawatirkan nilai estetika yang saat ini sudah terbangun malah kembali hilang.
Daya tarik masyarakat untuk datang ke kawasan pusat kota itu pun pada pada akhirnya menurun. “Khawatir orang jadi malas untuk datang karena sudah tidak menarik dan tidak nyaman lagi,” ucapnya.
Salah seorang pengunjung kawasan HZ Mustofa, Teni Siti Aryani (28) mengaku sudah sangat pangling dengan suasana Jalan HZ Mustofa saat ini. Dia pun menyesalkan jika ke depannya pemerintah akan menempatkan PKL lagi di jalur tersebut. “Sayang sekali sudah sebagus ini kalau diisi PKL,” ujar perempuan asal Tawang itu.
Tanpa diakomodir pemerintah pun beberapa PKL sudah memaksakan menjajakan dagangan di jalur tersebut. Hal ini membuktikan bahwa aktivitas ke depan tidak akan bisa tertangani pemerintah. “Tidak difasilitasi saja sudah mulai banyak PKL, apalagi setelah difasilitasi,” ucapnya.
Rekan Teni, Encep (28) mengaku bahwa saat ini suasana HZ Mustofa sudah viral ke luar daerah. Akan sangat disayangkan jika mereka yang datang kecewa karena situasinya berbeda dengan di foto atau video yang beredar. “Kalau suasananya dipertahankan seperti ini, kita sebagai warga juga bisa berbangga diri ke teman-teman di luar,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, rencana penempatan booth bagi pedagang kaki lima (PKL) di area pedestrian mesti dikalkulasi secara komprehensif. Sebab, pemetaan ruang pedestrian dengan sejumlah ornamen dan sarana di HZ Mustofa serta Cihideung sudah sejalan dengan penghitungan atau kaidah estetika pedestrian.