Ruang Pedestrian Sudah Diperhitungkan

Ruang Pedestrian Sudah Diperhitungkan
0 Komentar

CIHIDEUNG, RADSIK – Rencana penempatan booth bagi pedagang kaki lima (PKL) di area pedestrian mesti dikalkulasi secara komprehensif. Sebab, pemetaan ruang pedestrian dengan sejumlah ornamen dan sarana di HZ Mustofa serta Cihideung sudah sejalan dengan penghitungan atau kaidah estetika pedestrian.

Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Pekerjaan umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Tasikmalaya H Dudi Mulyadi. Menurutnya, beberapa ruang di sarana pedestrian yang dikosongkan bukan untuk keperluan lain. Melainkan sebagai ruang bagi pejalan kaki dan pengunjung untuk beraktivitas di sana. Ornamen yang dipasang selain untuk memberi keindahan atau mempercantik area tersebut, juga memiliki fungsi tertentu.

“Jadi kalau ada ruang kosong di sana itu sudah sesuai hitungan kita. Apalagi, nanti akan ditambahkan tempat sampah juga pepohonan supaya aspek ruang publik dan sarprasnya semakin lengkap,” ujarnya kepada Radar, Jumat (21/10/2022).

Baca Juga:Lama Tak Festival, Warga TerhiburKawanan Monyet Resahkan Warga

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Menurutnya, apabila di beberapa ruang kosong area pedestrian ditambah perlengkapan lain, ia khawatir unsur ruang publiknya menjadi hilang. Termasuk suasana artistik yang sudah terasa di sana dan kini dinikmati masyarakat. “Kalau terlalu banyak penempatan ornamen atau pun benda lainnya, kami khawatir malah sisi artistiknya berkurang atau bahkan hilang,” kata dia.

Dudi mencontohkan, di HZ Mustofa jarak antara payung satu dengan lainnya memiliki rentang 10 meter. Sama halnya dengan tempat duduk berbentuk kelom geulis, memiliki jarak sama satu dengan lainnya. Otomatis, ada space di titik tersebut, yang ketika diisi benda lain bakal membuat estetika Pedestrian HZ Mustofa terganggu. “Itu space yang kami kosongkan jangan diisi lagi karena sudah disesuaikan. Kalau terlalu banyak benda di sana nanti fungsi berubah,” tuturnya mencontohkan.

Dia menekankan di area tersebut tidak hanya interaksi sosial masyarakat yang diberikan fasilitas, melainkan penyandang disabilitas pun disiapkan jalur khusus. Sehingga, lanjut Dudi, dengan kondisi saat ini diharapkan hak pejalan kaki, penyandang disabilitas dan pengunjung secara umum tidak lagi terenggut atau berdesak-desakan sebagaimana fungsi pedestrian. “Jadi kan pedestrian itu memenuhi azas kenyamanan pengguna, keamanan dengan tersedianya ruang yang leluasa dalam beraktivitas,” harap Dudi.

0 Komentar