CIHIDEUNG, RADSIK – Rencana pemerintah untuk mengakomodir pedagang kaki lima (PKL) di Jalan HZ Mustofa dan Cihideung harus dikaji secara matang. Jangan sampai keberadaan mereka merusak nilai estetika dan kemanfaatan hasil penataan.
Anggota Komisi II DPRD Kota Tasikmalaya M Rizal Ar Sutadiredja mengaku banyak dapat usulan agar Jalur HZ Mustofa dan Cihideung bisa steril dari PKL. Aspirasi ini tentunya harus dipertimbangkan oleh pemerintah. “Tidak sedikit warga yang menyayangkan jika kawasan yang sudah ditata diisi oleh PKL,” ungkapnya, Kamis (20/10/2022).
Hal itu karena banyak potensi permasalahan yang bisa muncul ketika pemerintah mengakomodir PKL Salah satunya yakni nilai estetika hasil penataan yang bisa rusak. “Warga khawatir jika menjadi kumuh lagi, dan menghalangi jalur pejalan kaki,” ucapnya.
Baca Juga:Kejar Pertahankan Kategori InformatifVaksin Habis, Minat Warga Tinggi
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Selain itu, yang perlu diantisipasi yakni jual-beli lapak sebagaimana yang terjadi di Cihideung sebelumnya. Hal ini tentunya akan menimbulkan polemik baru. “Karena biasanya kalau sudah difasilitasi, jadi diklaim seperti lapak itu milik pedagang,” katanya.
Di sisi lain, pihaknya memahami bahwa pemerintah sudah berkomitmen akan mengakomodir PKL yang sebelumnya berdagang di kawasan itu. Ditambah untuk menghidupkan perekonomian masyarakat. “Memang pemerintah dihadapkan pada hal yang dilematis,” tuturnya.
Maka dari itu pihaknya meminta rencana penempatan PKL di Jalan HZ Mustofa dan Cihideung harus lah matang. Supaya perekonomian bisa tetap hidup tanpa harus merusak hasil penataan. “Jadi jangan terburu-buru, harus betul-betul matang,” terangnya.
Terpisah, Wali Kota Tasikmalaya H M Yusuf menegaskan akan mengakomodir PKL. Sementara ini yang tergambar baru untuk jalur HZ Mustofa saja. “Untuk Cihideung masih dikaji,” ucapnya.
Ada pun gambarannya, pemkot akan memasang sejenis booth-booth untuk berjualan. Masing-masing booth akan diisi oleh empat pedagang yang terbagi pada dua sift. “Siang sampai jam empat (16.00), nanti bergantian dengan pedagang untuk malam,” ucapnya.
Dengan begitu, kata Yusuf, PKL bisa tetap berdagang tanpa harus merusak penataan. Selain itu perekonomian tetap tumbuh di kawasan HZ Mustofa dan Cihideung. “Untuk menjaganya nanti ada pengawasan dari Satpol PP dan juga Dishub,” imbuhnya. (rga)