BUNGURSARI, RADSIK – Keseruan Puspa Kriya 2022 masih berlangsung sampai hari kedua event itu dihelat di bale kota. Kontes peragaan busana, menjadi salah satu daya tarik, dimana peserta dari setiap organisasi perangkat daerah (OPD) dan perwakilan kecamatan menampilkan gaya terbaiknya di atas panggung.
Para peserta memamerkan produk asli Tasikmalaya yang menjadi ikon unggulan khas daerah. Mulai kelom geulis, batik, payung geulis serta pernak-pernik yang digunakan peserta bernuansa kearifan Kota Resik. “Ada 60 peserta mengikuti peragaan busana ini, mulai OPD, UMKM, serta peserta umum lainnya,” kata Ketua Dekranasda Kota Tasikmalaya Hj Rukmini Yusuf di sela kegiatan, Kamis (20/10/2022).
Dia pun ikut andil dalam fashion show itu bersama bintang tamu Didi Riyadi dan Harisriyadi untuk memeriahkan rangkaian acara. Sekaligus memperkenalkan produk khas Tasikmalaya, agar bisa ikut terpopulerkan para figur itu ke berbagai daerah. “Karena ada publik figur, maka kita harap bisa hitung-hitung promosikan apa yang menjadi unggulan dan kekhasan Kota Tasikmalaya bisa dipromosikan mereka. Supaya ke depan geliat ekonomi kreatif kita kembali bangkit setelah terpuruk pandemi covid-19 2 tahun terakhir,” harapnya memaparkan.
Baca Juga:Sistem Drainase Dinilai BurukSaling Lapor Soal Tanah
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Tidak hanya peragaan busana, stan UMKM pun kian dipadati pengunjung baik kalangan pegawai pemkot, pengusaha serta masyarakat umum. Seperti dituturkan salah seorang pengunjung, Nindya Salsabila (29). Dia mengaku pangling dengan suasana bale kota. Dimana, selama ini terkesan formal, sekarang lebih merakyat dengan banyaknya stan UMKM dan juga pertunjukan di area kantor wali kota tersebut. “Ya bagus sih, jadi pangling kita juga penasaran karena lihat-lihat berita ada pameran produk daerah di sini, sambil jajan kuliner sambil juga nonton bapak ibu pejabat bergaya bak model, kan pemandangan yang jarang,” selorohnya.
Pengunjung lainnya, Radit Rusliadi (37) mengatakan, banyaknya stan jajanan kuliner di bale kota menjadi daya tarik. Disamping kegiatan-kegiatan yang menghibur pengunjung sejak pagi sampai sore, menambah euforia suasana hari ulang tahun daerah. “Iya hitung-hitung mengobati kerinduan kami akan pesta ulang tahun kota saat itu menutup HZ Mustofa dan membuat kota macet, sekarang mungkin agar sederhana tapi kelihatan dan terasa suasana ulang tahunnya,” kata Radit. (igi)