TASIK, RADSIK – Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan program yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Namun dalam pelaksanaannya tidak perlu dipaksakan, itu kembali lagi kepada perguruan tingginya masing-masing.
Hal itu disampaikan langsung Anggota DPR RI Ferdiansyah saat memberikan sambutan dihadapan 733 wisudawan/wisudawati Universitas Perjuangan (Unper) Tasikamalaya dalam pelaksanaan Wisuda ke-IV, Senin (17/10/2022).
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Baca Juga:Rp 15.500Ridwan Kamil: Musyawarahkan Saja!
Kata Ferdiansyah, Komisi X saat rapat kerja dengan Kemendikbudristek bahwa pelaksanaan MBKM, bukanlah pakasaan. Itu dikembalikan lagi kemampuan masing-masing perguruan tinggi.
”Program MBKM bukanlah pakasaan, sehingga itu diserahkan kepada perguruan tinggi,” katanya.
Untuk itu, saat Unper menerapkan Kampus Merdeka diharapkan dapat menjawab tantangan Perguruan Tinggi untuk menghasilkan lulusan adaptif, kreatif, dan berdaya saing.
”Semoga hasil Unper menerapkan MBKM, dari 773 wisudawan kali ini bisa terus berprestasi. Sehingga dapat menjaga nama baik Unper di masyarakat atau dunia kerja,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia pun berpesan agar terus melakukan pembinaan kepada alumni Unper. Sebab, nantinya sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan Unper dalam melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
”Unper harus terus menjalin komunikasi kepada alumni. Tentunya untuk mengetahui, apakah Unper benar-benar melahirkan ahli dalam menjawab tantangan masyarakat,” katanya.
Senada, Perwakilan LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat-Banten Agus Gumilar ST MKom mengatakan, dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0, perguruan tinggi mesti bekali mahasiswa kompetensi literasi dan penguasaan big data.
Baca Juga:Ivan Siap, Asgop No KomenEkspektasi Publik di Tangan DPRD
”Sebab penting mahasiswa memiliki kemampuan keterampilan pendukung. Misalnya penguasaan bahasa asing, menanamkan jiwa kepemimpinan, dan lainnya,” ujarnya.
Hal itu, sesuai dengan kebijakan Kemendikbudristek, saat perguruan tinggi menggunakan pembelajaran dalam MBKM memberikan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa. Dengan demikian, mahasiswa dapat mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan.
”Artinya program MBKM diharapkan dapat menjawab tantangan Perguruan Tinggi untuk menghasilkan lulusan yang sesuai perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Serta tuntutan dunia usaha dan dunia industri, maupun dinamika masyarakat,” katanya.