BANJAR, RADSIK – Di tengah situasi ekonomi nasional yang sedang goyang akibat pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina, kabar baik diterima masyarakat Kota Banjar. Kini Rumah Potong Hewan Unggas swasta mulai resmi beroperasi.
Kegiatan produksi RPHU akan menyerap tenaga kerja. Masyarakat Kota Banjar menjadi prioritas utama penyerapan tenaga kerja. “Kita akan merekrut sekitar 75-100 orang pekerja. Kita rekrut masyarakat di sekeliling kami, kita sebut ring 1 dan kita utamakan semua dari Banjar,” tutur Direktur perusahaan swasta tersebut, Suwandi, usai peresmian di halaman Parkir RPHU Banjar, Senin (10/10/2022).
Suwandi menuturkan, tenaga kerja yang akan direkrut dapat bertambah seiring meningkatnya jumlah produksi. Saat ini jumlah produksi dikisaran 4.000 ekor per jam dan ditargetkan 80.000 ekor per hari. “Nanti kalau kapasitas sampai 80.000 per hari itu bisa mencapai 300 sampai 400 pekerja. Per jam 4.000 ekor. Kalau kita bisa dua atau tiga shift bisa sampai 80.000 ekor,” tutur Suwandi.
Baca Juga:1.443 Orang Non ASN DidataASN Pemkab Menjalani Tes Urine
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Tidak hanya pekerja, kata Suwandi, RPHU juga akan bermitra kerja dengan peternak ayam di Kota Banjar. Sehingga peternak ayam tidak harus pusing lagi mencari pasar jual ayam ketika masuk masa panen.
“Tidak hanya itu, ayam dari daerah Priangan Timur juga kita ambil seperti Ciamis, Pangandaran, Tasikmalaya, Garut. Sedangkan target pasar saat ini di lokal wilayah Priangan Timur dan ke depan meluas ke Jawa Barat, DKI hingga ekspor, itu target kita,” tutur Suwandi.
Wali Kota Banjar Hj Ade Uu Sukaesih mengatakan, hadirnya RPHU di Kota Banjar menjadi suatu jawaban dalam menghadapi krisis yang terjadi saat ini di Indonesia. Dimana saat ini Indonesia bahkan dunia sedang mengalami krisis keuangan, pangan dan energi. “Sebab akan terjadi pergerakan roda ekonomi di Kota Banjar,” kata Hj Ade Uu.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Dr Ir Nasrullah MSc mengatakan, hadirnya RPHU menjadi suatu terobosan yang signifikan dan membanggakan karena kondisi perunggasan, khususnya ayam setiap tahun terjadi gonjang ganjing harga. “Hari ini merupakan jawaban dari semua itu. Sehingga nanti perusahaan ini bisa menyerap life bird atau ayam hidup anggota minimal bisa dipotong disini dan disimpan. Sehingga tidak memenuhi pasar ’becek’ yang mempengaruhi harga,” ucap Nasrullah.