Setelah itu ia ngamen di Blok M. Saat itulah gitar salah satu pengamen hancur. Dirusak preman yang minta uang pada anak itu. Sebagai sesama pengamen, Antok mencari siapa yang sok jagoan berani merusak gitar pengamen itu. Ketemu. Ia hajar. Mulailah para preman Blok M tunduk pada Antok. Ia pun membentuk Kelompok Pengamen Jakarta (KPJ) yang terkenal itu. Pengamen pun bersatu. Aman.
Tinggi badannya 180 cm. Kekar. Ideal untuk adu fisik. Ia pesilat sejak SD. Lalu karateka sejak SMP. Ia suka menolong. Perantau dari Malang ia beri pertolongan dan perlindungan. Juga yang dari Surabaya. Ia tidak membedakan Arek Malang atau Arek Suroboyo. Pokoknya Arek.
Kini umurnya sudah 65 tahun. Masih gagah dan wibawa. Pidatonya di Malang kemarin masih agitatif. Lihatlah videonya. Namanya lebih terkenal sebagai Antok Baret. Yakni sejak rekaman lagu bersama Iwan Fals. Iwan-lah yang memberi nama itu. Diambil dari kebiasaan Antok mengenakan Baret. Pun sampai sekarang.
Baca Juga:Perajin Batik Sukapura Terus BerinovasiLaporkan Dugaan Korupsi Bankeu
Ia preman yang juga pencipta lagu. Sudah sulit menghitung lagu yang ia ciptakan. Salah satunya: Laskar Bingung Menyerbu Jakarta. Ia sendiri yang menyanyikannya. Ada sembilan lagu di album Laskar itu. Yang enam lagu ciptaannya sendiri.
Ia preman yang religius. Pidatonya di Malang itu sarat dengan idiom-idiom agama.
Kesenimanannya juga diwujudkan dalam Warung Apresiasi. Yakni semacam padepokan seni di Gelanggang Remaja Bulungan, Jakarta Selatan. Di situlah siapa pun bisa berekspresi. Silakan menyanyi. Bermusik. Atau berpuisi. Asal harus karyanya sendiri.
Antok juga pembaca puisi yang andal. Belum lama ini ia tampil di panggung. Baca puisi (lihat video). Itu di ulang tahun ke 40 Kelompok Pengamen Jakarta. Kapolri juga hadir di ultah itu. Kapolri memotong tumpeng untuk Antok. Seniman-seniman besar sering mampir di sini. Termasuk, dulu, penyair-dramawan WS Rendra. Hari-hari ini Antok bersama Aremania-Aremanita yang lagi berduka. Ia memang bisa jadi salah satu muara duka.
Sebenarnya sudah banyak politisi yang cari panggung: ingin mendamaikan Bonek-Bonita dan Aremania-Aremanita. Sejak lama. Tapi mereka tahu motifnya sangat politis. Suporter dijadikan panggung.