JAKARTA, RADSIK – Pandemi Covid-19 yang melanda tanah air sejak 2020 memberikan ketidakpastian dalam rantai pasokan yang berdampak pada kelangkaan pada berbagai bahan baku mulai dari bahan makanan hingga semikonduktor.
Meskipun saat ini dunia tengah memasuki fase pemulihan pascakrisis, disrupsi pada rantai pasokan global masih terjadi. Mulai dari kapal yang tertahan di Kanal Suez maupun konflik ataupun perang yang saat ini sedang terjadi.
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Baca Juga:Bahasa Ibu Membentuk Karakter AnakSimulasi ANBK Mulai Digencarkan
Terlepas dari disrupsi yang ada, para pebisnis yang bergelut di sektor logistik dan pergudangan tidak hanya harus mengatasi pasokan yang tidak pasti, tetapi juga permintaan yang meningkat, terutama di sektor e-commerce. Tumbuh dengan pesat, penjualan e-commerce di Asia-Pasifik diperkirakan akan berlipat ganda hingga 2025 nanti dengan perkiraan mencapai USD 2 triliun, menurut perusahaan riset Euromonitor International.
Untuk mengatasi tantangan ini, banyak operator logistik dan pergudangan di Asia-Pasifik yang melihat proses otomasi sebagai solusi untuk meningkatkan efisiensi dan keandalan dalam operasional. Ekosistem teknologi yang serba otomasi ini sering disebut sebagai smart warehouse alias gudang pintar.
“Autonomous guided vehicles (AGVs) saat ini menjadi pemandangan umum di gudang besar dan pusat pengiriman, di mana mereka dapat digunakan untuk membawa barang dari satu bagian fasilitas ke bagian lain, tanpa campur tangan manusia,” ucap Vice President Asia Pacific Sales & Services Stratus Technologies, Edward Chow dalam keterangan resmi yang diterima.
Menurut Edward, teknologi ini tidak hanya menurunkan kemungkinan human errors, tapi juga meningkatkan keselamatan kerja dengan membantu operator dalam mengangkat barang-barang berat.
Selain AGVs, Autonomous Mobile Robots (AMR) juga semakin dikenal oleh para pebisnis. AMR memanfaatkan sensor untuk memahami sekitar mereka dan algoritma perangkat lunak untuk melihat pergerakan di sekitar fasilitas. Mesin ini dapat meningkatkan efisiensi karena dapat mengambil dan menyortir barang-barang di rak.
Ada beragam mesin pintar yang dapat membuat pekerjaan para operator lebih efisien dalam melakukan pekerjaan dan mengurangi kebutuhan akan forklif besar. Misalnya dalam bentuk grappler atau capit dan troli otomatis yang masing-masing mampu menahan beban hingga 500 kg dan 200 kg.