TASIK, RADSIK – Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya menggelar pembukaan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Kota Tasikmalaya di Gedung Kesenian Kota Tasikmalaya, Rabu (5/10/2022).
Kabid Pembinaan Sekolah Dasar Disdik Kota Tasikmalaya H Cecep Susilawan MPd menyampaikan bahwa kegiatan ini agenda tahunan, tahun ini namanya FTBI, adapun tahun-tahun kemarin nama kegiatannya Apresiasi Budaya Seni Daerah (APSD).
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Baca Juga:Simulasi ANBK Mulai DigencarkanKorsleting Aki, Mobil Futura Terbakar
”Hanya pergeseran nama saja, Alhamdullah untuk pembukaan sekarang gebyar jenjang SD dan SMP,” paparnya.
Untuk jenjang SD, sambungnya, perwakilan dari pinunjul atau tingkat-tingkat juara di tingkat kecamatan. Sedangkan jenjang SMP adalah peserta perwakilan tiap sekolah sejak SMP.
Cabang lomba yang diadakan FTBI tahun 2022 ini ada tujuh yakni Pupuh, Biantara, Carpon, Sajak, Borangan, Nulis Aksara Sunda dan Ngadongeng. ”Kegiatan ini untuk mencari dan eksplor talenta potensi siswa jenjang SD dan SMP,” paparnya.
Pihaknya sampaikan, nanti untuk para juaranya menjadi kandidat juara FTBI tingkat Provinsi Jawa Barat. Untuk FTBI Jabar akan dilaksanakan sekitar bulan November 2022 yang akan dilaksanakan di Pangandaran.
”Hari ini di Kota Tasikmalaya menjadi saksi lahirnya juara-juara baru jenjang SD dan SMP. Mudah-mudahan menjadi kandidat juara FTBI tingkat Jabar,” paparnya.
Lanjutnya, kegiatan ini mengawal kegiatan balai bahasa Provinsi Jawa Barat. ”Serta ditindak lanjuti oleh Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya,” paparnya.
Pertama, ada regulasi Pergub-nya yang mengawal muatan lokal bahasa dan sastra Sunda yang harus tetap dijaga kelestariannya oleh masyarakat Sunda. ”Di luar sastra dan bahasa ternyata ada kekayaan lainnya yang harus dilestarikan, budaya semua,” paparnya.
Baca Juga:Pemasangan PJU Dimulai Pekan IniHarga Beras Medium Naik
Guru SDN Rancabendem Irvan Kristivan menyampaikan, kegiatan FTBI merupakan pemantik bagi siswa untuk mencintai dan melestarikan budaya Sunda. FTBI tak sekedar mencari juara untuk dikirimkan ke lomba tingkat Jawa Barat.
”Namun lebih kepada bagaimana memberikan pengalaman kepada siswa agar siswa dapat membaca, menulis, berbicara, dan berkarya dalam budaya Sunda,” pungkasnya. (isr)
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!