TAROGONG KIDUL, RADSIK – Imbas dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang ditetapkan pemerintah pusat awal September lalu membuat tarif ojek online (ojol) ikut naik. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan resmi menetapkan penyesuaian biaya jasa ojol pada 11 September 2022. Ketentuan itu tercantum dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 667 Tahun 2022 Tentang Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilakukan dengan Aplikasi.
Kenaikan tarif ojek online itu justru berdampak pada jumlah penumpang ojek online. Driver atau pengemudi ojol pun mengeluhkan jumlah penumpang menurun imbas kenaikan tarif tersebut. Salah satu driver ojol Deden Kris Maolana menceritakan, penumpang akhir-akhir ini sepi sejak harga BBM naik dan tarif ojol meningkat. “Dari jam 08.00 saya mulai on. Ini baru dapet satu jam segini (10.16),” kata Kris. Ia biasanya sudah mendapatkan sekitar tiga sampai empat penumpang jika mulai keluar mencari nafkah sekitar pukul 08.00.
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Baca Juga:Angka Prevalensi Stunting Masih TinggiLestarikan Budaya dengan Pagelaran Wayang Golek
Kata Kris, selain penumpang yang sepi ia juga harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli bensin. “Uang untuk beli bensin juga kan sekarang harus lebih nggak kayak biasanya,” tuturnya.
Hal ini juga dirasakan driver lain, Yadi Diansyah. Dia mengatakan imbas kenaikan BBM berpengaruh. Meskipun tarif dinaikan tapi tidak menutup pengeluaran sehari-hari karena penumpang sepi. “BBM naik mah berdampak banget, meskipun tarif naik tapi penumpang kan jadi sepi dan susah dapetnya,” kata Yadi.
Ia juga mengatakan harus sambil berkeliling supaya bisa mendapatkan penumpang. Tidak bisa hanya menunggu di satu tempat. “Kalau ngetem nih sekarang susah dapat penumpang, jadi harus keliling dan risikonya bensin kan cepat habis,” tambahnya.
Lebih lanjut, kata Yadi, saat ini penumpang lebih memilih menggunakan angkutan umum kembali daripada ojol. “Sekarang mah balik lagi ke angkot kang penumpang tuh. Pakai ojol kalau lagi mendesak saja,” pungkasnya. (mg1)
[/membersonly]
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!