SINGAPARNA, RADSIK – Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSPTK) Kabupaten Tasikmalaya berharap di tahun depan mendapatkan kuota untuk transmigrasi bagi masyarakat Kabupaten Tasikmalaya.
“Tahun ini kita tidak mendapatkan kuota transmigrasi. Sebab, kuota untuk warga yang mengikuti program transmigrasi relatif terbatas,” ujar Kabid Ketenagakerjaan pada Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSPTK) Kabupaten Tasikmalaya H Omay Rusamana SSos MSi kepada Radar, Jumat (30/9/2022).
Omay berharap, tahun depan Kabupaten Tasikmalaya bisa mendapatkan kuota program transmigrasi sebagai upaya mengakomodasi masyarakat yang memiliki minat untuk bertransmigrasi. Apalagi, tahun 2021 kemarin, ketika mendapatkan kuota, pekerja calon transmigrasi tidak jadi berangkat akibat adanya pandemi Covid-19.
Baca Juga:PMII Konsisten Cetak Kader BerkualitasTarif Naik, Penumpang Malah Sepi
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
“Makanya mudah-mudahan tahun 2023 dapat kuota. Meskipun tahun lalu tidak jadi memberangkatkan para transmigran, namun tetap aktif melaksanakan sosialisasi program tersebut untuk menarik minat warga. Kami memberikan gambaran kepada warga, serta agar mereka bisa memiliki pemahaman yang sama terhadap program tersebut,” ucapnya.
Omay menjelaskan, peserta prioritas sosialisasi program transmigrasi merupakan warga yang tinggal di kawasan padat penduduk, tidak mempunyai rumah dan pekerjaan, miskin atau prasejahtera. Kebanyakan, alasan kepala keluarga ingin bertransmigrasi, dikarenakan memiliki minat dan desakan perubahan tingkat ekonomi. Siapa tahu di tempat yang baru, ekonomi mereka bisa lebih meningkat.
Program transmigrasi ini bersifat sukarela dan gratis tanpa dipungut biaya apapun. Bagi masyarakat yang bersedia mengikuti program ini akan mendapatkan berbagai fasilitas. “Mulai dari rumah layak huni, lahan usaha, bantuan pengangkutan dari daerah asal ke lokasi pemukiman, bantuan sandang dan kebutuhan rumah, bantuan biaya hidup selama dua tahun, hingga pemanfaatan fasilitas umum yang tersedia,” ujar dia.
“Sosialisasi program transmigrasi harus tetap dilaksanakan sebagai upaya persiapan pelaksanaan sekaligus menjaring animo masyarakat. Program transmigrasi ini bisa menghasilkan usaha-usaha baru. Kita berharap dapat alokasi transmigrasi di tahun depan,” kata Omay berharap. (obi)
[/membersonly]
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!