INDIHIANG, RADSIK – Para aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Tasikmalaya (ABT) kembali melakukan aksi turun ke jalan. Selain menyampaikan orasi, mereka juga melakukan salat jenazah di jalan raya depan Sekretariat Dewan (Setwan).
Dalam aksi tersebut, massa aksi membawa berbagai sarana untuk menumpahkan aspirasi. Di antaranya ada yang berkostum kain kafan selayaknya jenazah yang ditempeli foto Presiden RI Joko Widodo dan Ketua DPR RI Puan Maharani.
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Baca Juga:Cabor Meradang, Ketua KONI Bilang TenangPelayan Publik Harus Bersih
Sejumlah aktivis pun melakukan orasi terkait perekonomian Indonesia akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Begitu juga dengan kedaulatan pangan yang memburuk akibat lahan pertanian yang tidak dijaga.
Di tengah orasi, pria berkostum kain kafan digotong dan ditelentangkan di tengah jalan. Selanjutnya massa aksi menyalatkannya seperti halnya salat jenazah yang dipimpin satu imam.
Dalam orasi dituturkan bahwa hal itu merupakan simbolis pandangan publik terhadap kondisi saat ini. Di mana pemerintahan dan legislatif yang dianggap sudah mati.
Selanjutnya orasi berlanjut diselingi nyanyian pergerakan dan juga aksi bakar ban. Tidak lupa, aksi saling dorong pun terjadi ketika massa aksi berupaya masuk ke lingkungan Sekretariat DPRD.
Setelah beberapa kali saling dorong, massa pun berhasil menjebol border dari aparat pengaman. Setelah proses negosiasi, mereka diperbolehkan masuk ke ruang rapat paripurna dengan catatan menjaga kondusivitas dan tidak merusak sarana.
Di ruang rapat, para mahasiswa seakan menyidang para wakil rakyat. Tampak di lokasi hadir Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Mamat Rahmat didampingi Ketua Komisi III Enan Suherlan, Ketua Komisi II Andi Warsandi dan anggotanya M Rizal Ar Sutadiredja serta anggota Komisi IV Bagas Suryono.
Setelah ditantang untuk mengemukakan persoalan rakyat, H Mamat mengaku sudah memahami saat ini masyarakat mengalami kesulitan atas kenaikan BBM. Berikut dengan efek lebih lanjutnya di mana harga-harga menjadi mahal. “Bukan hanya cabai, tapi yang lainnya juga naik,” ucapnya.
Baca Juga:Banyak yang Belum Tersentuh BantuanMasuk Masa Transisi Pasca Bencana
Lebih lanjut politisi PAN itu menjelaskan bahwa DPRD sudah banyak menerima keluhan itu, baik dari aktivis maupun ormas. Hal itu pun sudah ditindaklanjut dengan menyampaikannya ke DPR RI. “Kita sampaikan setiap ada aktivitas (aksi penolakan kenaikan BBM) kepada DPR RI,” terangnya.