KINI ada #KemenkeuSatu. Slogan. Baru. Lagi digalakkan di internal Kementerian Keuangan. Tujuannya satu: agar terwujud bahwa kementerian keuangan itu hanya satu. Tidak boleh ada banyak Kementerian Keuangan. Misalnya ada Kemenkeu pajak, Kemenkeu bea cukai, Kemenkeu kekayaan negara, dan seterusnya.
#KemenkeuSatu itu kelihatannya dipakai untuk mengakhiri eksistensi berbagai ‘kerajaan lama’ di dalam kementerian keuangan.
Maka kalau nanti Anda mendengar ada yang meneriakkan slogan #KemenkeuSatu! Anda harus menjawab: #Kolaborasi!
Baca Juga:Ganti Bansos dengan Pemberdayaan dan PelatihanTak Ada Kuota, Sosialisasi Transmigrasi Tetap Jalan
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Seperti itulah yang saya lihat di Surabaya Kamis lalu. Ada satu acara besar di Kanwil bea cukai Jatim. Saya hadir. Saya ikut berteriak #Kolaborasi!
Meski lokasinya di bea cukai tapi acara itu ditangani perwakilan Kementerian Keuangan Jatim.
Rupanya kini ada lembaga yang disebut perwakilan Kementerian Keuangan di setiap provinsi. Di Jatim, kepalanya: Prof Dr PM John Hutagaol. Ia arek Suroboyo: alumni SMA St Louis.
Rupanya kepala perwakilan Kementerian Keuangan itu hanya menjadi semacam koordinator semua Kanwil yang berada di bawah Kemenkeu. Dengan demikian, di samping tetap sebagai kepala Kanwil Pajak Jatim 1, Prof John juga koordinator 9 Kanwil lainnya: termasuk kanwil bea cukai dan kanwil perbendaharaan negara.
Di provinsi lain pun demikian.
Perwakilan itu sifatnya hanya koordinasi. Bukan hierarki. Hanya agar mereka tidak berjalan sendiri-sendiri. Terutama dalam kegiatan kemasyarakatan.
Unjuk #Kolaborasi itulah yang didemonstrasikan di Surabaya Rabu lalu. Selama tiga hari (28-30 September 2022). Dalam acara besar Festival UMKM. Sembilan Kanwil menangani satu acara. Besar sekali. Ada konsultasi pajak UMKM. Ada supervisi dari bea cukai untuk ekspor UMKM. Tentu ada juga pameran produk UMKM.
Lalu ada demo masak.
Bukan masaknya yang penting, tapi minyaknya: pakai minyak merah.
Baca Juga:PMII Konsisten Cetak Kader BerkualitasTarif Naik, Penumpang Malah Sepi
Saya juga baru tahu hari itu: minyak merah. Saya belum pernah tahu: ada minyak merah.
Itu memang penemuan baru. Saya pun menyimak jeli penjelasan tentang minyak merah itu. Yang menjelaskan penemunya sendiri: Dr Ir Donald Siahaan. Ia peneliti di Balai Penelitian Kelapa Sawit di Medan. Di bawah Dr Ir Frisda R. Panjaitan.