Selain berbagi ilmu di Miracle, Lucy yang merupakan alumni S1 Akuntansi Universitas Jenderal Soedirman dan S2 Manajemen Universitas Siliwangi tersebut menjadi dosen di berbagai perguruan tinggi. Di antaranya di Unsil, Unper, Poltekkes, LP3I.
”Saya kalau ngajar berusaha jadi dosen yang asyik, jadi mahasiswa gak bosen. Alhamdulillah kalau kelas saya selalu penuh dan mahasiswa suka lupa waktu saking asyiknya belajar ilmu komunikasi. Saya kemas pembelajaran di kelas itu interaktif dan seru, suasana pun cair,” kata Lucy yang mengajar ilmu komunikasi, public relation dan etika profesi.
Kesuksesannya dalam berkarier, tak lepas dari dedikasi terhadap profesinya. Dia dikenal disiplin dan tepat waktu dalam bekerja. ”Saya paling suka pakai baju hitam, karena itu bisa menghemat waktu saya di pagi hari. Saya tak perlu banyak berpikir mau pakai baju apa, saya lebih baik mengalokasikan waktu saya untuk pekerjaan yang lebih penting, dibanding harus pusing memilih baju, jadi saya di rumah punya banyak baju hitam,” katanya saat membagikan tips membagi waktu.
Baca Juga:Pertumbuhan Ekonomi 6 Persen Tak CukupJago Wayan
Selain sukses di pekerjaan, Lucy juga dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, ramah, selalu menyapa duluan kepada orang lain. ”Bagi saya, hidup itu harus menebar kebaikan. Rumus di dunia ini orang akan menghargai kita karena dua hal yakni karena karya dan kebaikan kita,” ucap Lucy.
Di tengah kesibukannya, Lucy pun selalu menjadi ibu yang baik bagi ketiga buah hatinya yakni Aliffa Augustin, Massayu Herdian dan Bintang Herdian. ”Saya berusaha jadi guru sekaligus menjadi teman main dan sahabat untuk putri-putri saya. Kalau libur, saya ajak mereka main, tempat paling favorit ke toko buku. Itu (buku, Red) akan menjadi bekal bagi mereka dalam mengarungi kehidupan.” ujarnya.
Semangat Lucy dalam menjalani hidup menjadi inspirasi bagi banyak orang. Saat divonis kanker payudara pada Desember 2019, Lucy tetap tegar bahkan menjalankan segudang aktivitasnya seperti biasa.
”Sambil ikhtiar berobat, saya ingin tetap bersemangat menjalani amanah pekerjaan yang datang pada saya,” ujarnya.
Menurut dia, penyakit yang dia derita sudah menjadi takdir dari Allah SWT. ”Kita hanya menjalankan tugas dan amanah dari Allah. Tugas dan kewajiban kita menjalani hidup dengan sebaik-baiknya, karena kita tidak bisa mengubah arah angin, yang bisa kita lakukan hanyalah mengubah arah layar. Kita tidak bisa mengubah takdir Allah, kita hanya bisa mengubah pemikiran dan cara menghadapi takdir kita, saya menjalaninya dengan penuh rasa syukur, bahagia dan penuh semangat,” katanya.