Pihaknya mengakui terkendala karena korban yang mengamuk sehingga berisiko dalam proses evakuasi. Namun ketika sudah lebih tenang, penyelamatan berhasil dilakukan. “Sekitar pukul 15.00 sudah diturunkan,” ucapnya.
Salah seorang tokoh pemuda setempat, Deni Romdoni (30) mengatakan, TA memang mengalami gangguan mental. Namun bukan berarti remaja itu orang gila yang tidak waras. “Lebih ke depresi, jadi kadang suka ngamuk,” ucapnya.
Gejala depresi itu mulai muncul ketika neneknya meninggal sekitar dua tahun lalu. Sejak saat itu, dia tinggal sebatang kara hingga sekarang. “Bapaknya sudah meninggal, ibunya juga sudah menikah lagi paling sesekali datang ke sini,” tuturnya.
Baca Juga:Cicil Realisasi Kota CerdasPetugas Jadi Guide Saat Bencana
Warga tidak membiarkan TA begitu saja. Beberapa kali dia dibawa untuk berobat namun tidak berhasil. Meskipun tinggal sendiri di rumahnya, warga juga kerap memberinya makan. “Apalagi ada warga di sini yang ingin mengurusnya, tapi anaknya kabur-kaburan terus,” ucapnya.
Disinggung soal amukan TA yang menyebut nama kekasihnya, dia akui masalah asmara memperberat kondisi mentalnya. Dia seperti tidak ingin jauh dari sang kekasih, sehingga sering mengamuk ketika berpisah. “Pernah kita minta pacarnya itu tetap di sini sampai dua hari supaya tidak ngamuk,” terangnya.
Bukan sekali dua kali, TA nekat pergi ke tempat tinggal pacarnya itu. Namun ketika tidak bisa bertemu, dia pun akhirnya ngamuk tanpa mengenal tempat. “Kadang sampai bawa alat dan kami minta bantu polisi buat mengamankannya,” terangnya.
Pada akhirnya warga sepakat menikahkan TA dengan pacarnya itu. Kedua orang TA pun sudah menyetujuinya pada pertemuan yang dilakukan pada Sabtu (24/9/2022).
Kendati demikian, ibu dari kekasihnya meminta TA untuk meminta maaf terlebih dahulu. Karena ketika mengamuk, perempuan muda itu kerap melontarkan kata-kata yang tidak pantas. “Padahal tinggal minta maaf kan, tapi malah ngamuk lagi, gagal deh,” ucapnya.
Warga pun tampaknya sudah menyerah dan mengoordinasikan kondisi TA ke Dinas Sosial dengan harapan bisa direhabilitasi. Karena dia meyakini bahwa remaja itu masih bisa dipulihkan. “Masih bisa diselamatkan lah,” terangnya.
Kemarin siang, petugas dari Dinas Sosial datang ke untuk menjemput TA. Namun remaja itu kembali mengamuk saat dibawa ke mobil. “Karena tidak tertahan, dia lari dan akhirnya naik ke SUTT itu,” pungkasnya. (rga)