Peserta PbM-KM Unsil Tasikmalaya, Sumiati mengaku sebelum ada PbM KM dari Unsil Tasikmalaya, dalam menjual keripik pisangnya dengan kemasan plastik biasa. Setelah ada kegiatan tersebut, ia menjadi paham cara menentukan target pemasaran untuk keripik pisang yang diproduksinya. “Sekarang saya mulai paham cara memasarkan produksi keripik pisang yang mesti disesuaikan oleh konsumen,” ujarnya.
Sambung dia, setelah mandapatkan pelatihan menjadi paham bagaimana cara meningkatkan nilai jual produk yaitu dengan proses labeling dan inovasi kemasan. “Saya baru paham setelah mengikuti pengabdian, karena tidak semua konsumen menginginkan kemasan yang sederhana. Contohnya, apabila konsumen menginginkan keripik pisang dijadikan oleh-oleh, tentunya membutuhkan kemasan dan labeling yang dapat menambah keunggulan produk,” katanya.
Lalu, kegiatan pengabdian ini sangat membantunya, selain mendapatkan bantuan bahan baku. Juga bantuan ilmu pemasaran dengan online untuk meningkatkan penjualan produk keripik pisangnya. “Mudah-mudahan selanjutnya saya juga bisa menerapkan proses pemasaran secara online atau digital marketing,” ujarnya. (*)