Selain itu, kegiatan pengabdian masyarakat sesuai implementasi road-map penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya. “Kegiatan ini berkesinambungan dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat,” katanya.
Kemudian, alasannya dalam pengabdian kepada masyarakat ini memilih sasaran kader kesehatan/posyandu. Adanya peran kader kesehatan dalam upaya peningkatan kesehatan dan pendampingan ibu hamil.
Tentunya untuk membantu tugas bidan desa/bidan Puskesmas dalam melakukan pendataan untuk membantu bidan dalam pendampingan ibu hamil. Nantinya dapat siap secara fisik dan psikis dalam menghadapi persalinan.
Baca Juga:Umtas Tanam 2022 Pohon ManglidKH A Bunyamin Ruhiat Pensiun sebagai Rektor
“Untuk itu, kita melakukan pengabdian kepada masyarakat dalam memberikan pemahaman kepada kader kesehatan agar bisa memberikan pijatan kepada ibu hamil jelang melahirkan. Efeknya agar dapat merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda rasa sakit dan dapat menciptakan perasaan nyaman saat melahirkan,” ujarnya.
Lalu, keberhasilan pengabdian kepada masyarakat oleh timnya, setelah dilakukan pelatihan pijat endorphin, kader dapat terampil melakukan teknik pijat endorphin dan dilakukan evaluasi menggunakan daftar tilik dengan hasil rata-rata nilai 82,61 persen.
Adapun pemahaman kader tentang pijat endorphin setelah diberikan pendidikan kesehatan adalah sebanyak 18 orang (48,6 persen) dengan kategori baik, 15 orang (40,5 persen) dengan kategori cukup, dan 4 orang (10,8 persen) dengan kategori kurang.
“Rata-rata nilai pengetahuan kader tentang pijat endorphin setelah dilakukan pendidikan kesehatan adalah 71,4 persen,” katanya.
Artinya berbeda saat kader sebelum mendapatkan pelatihan tentang pijat endorphin, yakni sebanyak dua orang (5,4 persen) dengan kategori baik, 28 orang (75,7 persen) dengan kategori cukup, dan 7 orang (18,9 persen) dengan kategori kurang. Untuk rata-rata nilai pengetahuan kader tentang pijat endorphin sebelum dilakukan pendidikan kesehatan adalah 64,9 persen.
“Hasil dari proses pengabdian kepada masyarakat ini, setelah dilakukan pendidikan kesehatan, terdapat peningkatan pengetahuan kader tentang pijat endorphin. Lalu setelah dilakukan pelatihan, kader dapat melakukan teknik pijat endorphin sesuai daftar titik,” ujarnya. (riz)
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!