TASIK, RADSIK – Kursi legislatif selalu diperebutkan banyak kader di masing-masing partai politik (parpol). Dari mulai petahana, peserta lama yang kembali maju, hingga pendatang baru.
Saat ini sebagian parpol sudah mulai melakukan penjaringan bagi para kadernya. Karena bagaimana pun, parpol harus menyiapkan calegnya agar bisa menambah raihan kursi dewan.
Namanya kontestasi, tentu hanya sebagian kecil yang akan berhasil menduduki kursi DPRD nantinya. Berkaca pada situasi hari ini, Kota Tasikmalaya memiliki kuota 45 kursi di lembaga legislatif itu.
Baca Juga:Jalan Menuju Karapyak LongsorRumah Warga Terendam
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Keberhasilan di Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 tentunya berpatokan pada raihan suara dari peserta. Untuk mencapainya, dibutuhkan kecerdasan dan kecerdikan untuk bisa mengungguli peserta lainnya.
Seperti diungkapkan H Agus Wahyudin, politisi senior yang sudah duduk di kursi DPRD Kota Tasikmalaya sejak periode awal sampai saat ini. Dia mengungkapkan beberapa simpul kunci sukses untuk bisa memenangkan kursi. ”Clue pentingnya harus mampu membangun kepercayaan publik,” ujarnya.
Untuk mendapat kepercayaan itulah yang bukan hal mudah. Menurut dia, ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk bisa mendapat kepercayaan dari masyarakat. ”Silaturahmi, berselawat dan berziarah,” ucapnya.
Dirinya tidak menjelaskan secara detail interpretasi dari tiga kata kunci itu. Namun dia berpesan jangan menyalahartikan kata berziarah dengan hal-hal yang berbau mistis. ”Pengertian itu harus dijabarkan dalam kehidupan,” tuturnya.
Secara teknisnya, ketiga hal itu juga perlu dibarengi dengan wawasan. Karena politik itu identik dengan gagasan untuk memperbaiki Kota Tasikmalaya yang bermanfaat untuk masyarakat. ”Bagaimana bisa mendapatkan trust jika kita tidak punya gagasan,” ujarnya.
Bagi petahana, ada sisi positif di mana anggota dewan bisa mengakses data untuk menyusun strategi pemenangan. Karena gagasan itu harus didasari dengan data dan fakta. ”Tidak bisa kita menggagas hal dengan berandai-andai,” tuturnya.
Baca Juga:Tantangan Besar Wujudkan KesejahteraanTiga Kelas SDN Sindangrahayu Ambruk
Sebagai bocoran, setiap media kampanye punya persentase keberpengaruhan. Dari mulai media massa, reklame, media sosial dan sarana kampanye lainnya. ”Paling efektif itu dengan tatap muka,” katanya.