“Tidak bisa dilalui. Harus memutar jalan lebih jauh. Wilayah masing-masing tidak terisolir, tidak menjadi akses utama. Itu jalur alternatif,” kata Nurdin Yana yang juga sekda Garut tersebut.
Dia menambahkan, longsor juga terjadi di Kecamatan Cibalong. Ada jembatan yang putus di Kampung Bangbayang. Tapi tidak mengurangi aktivitas warga karena ada jalur lain.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut Satriabudi mengatakan, Kamis (22/9/2022) sore sebetulnya hujan sudah mulai reda dan tidak terjadi apapun. “Namun ketika Jumat dini hari sekitar jam 01.00, hujan kembali turun deras. Dampaknya Sungai Cipaleubuh pun kembali meluap,” ujarnya.
Baca Juga:Dorong Pinjam ke Lembaga ResmiDishub Targetkan Ciamis Bebas Truk Overload
Satriabudi pun ingin berkoordinasi dengan instansi terkait mengenai wacana normalisasi Sungai Cipaleubuh. Apakah sudah ada pengerukan sedimentasi atau tidak. Karena disinyalir Sungai Cipalebuh yang kerap meluap karena tingginya sedimentasi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Garut Tubagus Agus Sofyan ketika dihubungi melalui sambungan selulernya mengatakan di antara wilayah yang terdampak luapan Sungai Cipaleubuh adalah Desa Sirnabakti, Desa Pamengpeuk, Desa Paas, Desa Mandalakasih, Desa Jatimulya, Desa Mancagahar, Desa Bojong Kidul dan Desa Bojong.
Rumah Tertimpa Longsor, Lansia Meninggal
Sementara itu, rumah semi permanen yang ditempati pasangan lansia di Kampung Cibitung Desa Sukamukti Kecamatan Cisompet tertimpa longsor, Kamis malam (22/9/2022). Akibat kejadian itu, seorang wanita paruh baya bernama Iyom (64) meninggal dunia. Sedangkan suaminya Pardi (70) selamat tapi mengalami luka-luka.
Kapolsek Cisompet AKP Hilman Nugraha membenarkan musibah yang menimpa dua lansia itu. “Kondisi korban Pardi masih shock dan dibawa ke puskesmas. Sementara istrinya atas nama Iyom meninggal. Jenazahnya sudah dievakuasi, badannya tidak rusak, hanya ada luka di bagian dahi,” ungkap kapolsek saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (23/9/2022).
Musibah yang menimpa korban, lanjut kapolsek, berawal ketika hujan mengguyur kawasan Cisompet dan sekitarnya. Menjelang tengah malam, permukaan tanah bergerak kemudian menggusur pepohonan dan menyeret rumah korban.
“Rumahnya ada di tepian tebing. Dan di atas tebing itu juga ada pohon petai. Jadi pohon dan rumahnya ngagulusur (terseret, Red) dan tanah longsor menimbun rumah. Di rumah tersebut ada dua orang suami istri, sudah tua,” terangnya.