Seribuan Rumah Terdampak, Jalur Alternatif Terputus
GARUT, RADSIK – Pemerintah Kabupaten Garut mencatat, 1.600 rumah terdampak banjir akibat luapan air Sungai Cipalebuh di Kecamatan Pameungpeuk. Pemkab juga telah memberlakukan status darurat bencana selama tujuh hari ke depan.
Bencana alam yang mendera Kabupaten Garut bagian selatan ini selain menimpa Kecamatan Pameungpeuk, juga menimpa empat kecamatan lainnya.
“Dari lima kecamatan, bencana alam paling parah menimpa di Kecamatan Pameungpeuk. Jadi kita sekarang masih menghitung jumlah kerugian, kemudian melakukan langkah-langkah penanganan banjir bandang dan longsor di Garut Selatan,” ungkap Wakil Bupati dr Helmi Budiman kepada wartawan saat meninjau lokasi di Kecamatan Pameungpeuk.
Baca Juga:Dorong Pinjam ke Lembaga ResmiDishub Targetkan Ciamis Bebas Truk Overload
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Disampaikan dia, dalam bencana alam ini terdapat dua kategori. Yakni terdampak dan kerusakan. Seperti di Kecamatan Pameungpeuk, dari 1.600 rumah yang terdapak hanya 2 di antaranya hancur. Rata-rata rumah yang terdampak dan mengalami kerusakan berada di sepanjang aliran Sungai Cipalebuh. “Kita juga akan koordinasi dengan provinsi karena sungai ini ada di bawah provinsi,” terang dia.
Banyaknya jumlah rumah yang terdampak, menurut Helmi, belum memungkinkan untuk dilakukan relokasi. Sehingga mengantisipasi agar tidak meluapnya air Sungai Cipalebuh ke pemukiman warga, pihaknya akan melakukan perbaikan dengan pemasangan bronjong. “Biayanya cukup mahal (relokasi, Red), karena rumahnya cukup banyak di sepanjang aliran sungai. Pilihan paling rasional dengan bronjong,” terangnya.
Di hari yang sama, bencana alam juga menimpa empat kecamatan lainnya, yakni di Kecamatan Cisompet, Kecamatan Singajaya, Kecamatan Banjarwangi, dan Kecamatan Cibalong. Fasilitas infrastuktur yang hancur atau terdampak menimpa empat kecamatan di Kabupaten Garut wilayah selatan ini yakni jalan terputus dan tiga jembatan rusak. “Kerugian sedang dihitung,” sebut dia.
Sejauh ini, kata dia, cuaca tidak menentu bisa tiba-tiba turun hujan deras. Sehingga Helmi mengingatkan warga untuk mengencangkan kewaspadaan. “Kalau ada peringatan (bencana dan cuaca), nanti kami diperingati oleh BMKG,” ujarnya.
Kepala BPBD Kabupaten Garut Nurdin Yana mengatakan di Kecamatan Singajaya terdapat kerusakan jalan alternatif yang menghubungkan Singajaya ke Cihurip, tepatnya di Kampung Amblong. Di sana jalan amblas. Jalur terputus.