”Karena itu, pengguna tidak harus petani tetapi siapa saja dapat bercocok tanam menggunakan fertigator ini dengan berpedoman pada buku manualnya,” kata Prof Dr Budi Indra Setiawan.
Ia mengatakan, para peserta diseminasi tidak hanya dijelaskan mengenai cara membuat fertigator otomatis nirdaya dan cara kerjanya. Mereka juga dibukakan wawasan terkait ketahanan pangan, pemenuhan nutrisi, dan menjaga kesehatan keluarga dan masyarakat.
“Dengan cara demikian, diharapkan warga dan para peserta diseminasi kelak dapat menjadi contoh desa yang fokus dan terampil pada budidaya komoditas hortikultura yang lebih luas,” ujar Ketua Tim.
Baca Juga:Kembangkan Perguruan Tinggi Berbasis PesantrenUu Doakan Azies Jadi Wali Kota
Tambahnya, ini juga solusi bagi orang yang malas nyiram tanaman karena otomatis. Bahkan solusi juga dengan harga-harga sayuran naik karena dampak kenaikan BBM. ”Hanya di pekarangan rumah bisa nanam sayuran dan bumbu tanpa beli, jadi lebih hemat,” ucapnya.
Salah satu anggota tim Dr Riani Muharomah menjelaskan, rangkaian kegiatan dimulai dari pemasangan teknologi dengan menyiapkan material yang diperlukan, yaitu ember sebagai pot tanam, polybag, pipa pvc, dan sambungan pipa, kemudian bahan-bahan dirakit dan dirangkai secara seri sesuai ketersediaan luas lahan. ”Penanaman bibit dilakukan pada pot tanam,” jelasnya.
Dr Riani Muharomah menjelaskan teknologi fertigasi nirdaya (fertigator) mampu memenuhi kebutuhan air dan nutrisi tanaman secara otomatis tanpa menggunakan tenaga listrik. Fertigator ini berupa rangkaian pot khusus yang masing-masing disambungkan baik secara serial dan paralel serta mendapatkan suplai air/nutrisi dari tangki penyuplai yang dijaga level airnya menggunakan klep air tipe pelampung (water bulb-valve).
Ukuran potnya tergantung pada jenis tanaman sayuran atau buah-buahan yang akan dibudidayakan. Tetapi, pada fase awal ini, ukuran pot akan disesuaikan untuk budidaya sayuran. Aliran air dari sumber air ke setiap tanaman sepenuhnya digerakkan oleh isapan akar tanaman dalam proses evapotranspirasi aktual.
“Untuk itu, pada kegiatan ini Tim Dosen Mengabdi Pulang Kampung telah menyediakan 2 rangkaian fertigator nirdaya dan dipasang pada 2 tempat,” ucapnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (KP3) Kota Tasikmalaya Drs H Adang Mulyana MM mengatakan sangat mendukung kegiatan ini. Ia diminta untuk hadir sekaligus melakukan pendampingan untuk menjamin budidaya dilakukan dengan baik dan benar (best practice).