“Kemarin juga sudah ada yang menyampaikan bahwa ada industri konveksi rumahan yang butuh tenaga kerja untuk menjahit. Tidak hanya itu, kami juga memberi motivasi apabila ada kesempatan di luar kota, mereka juga bisa ikut bekerja di luar kota,” jelasnya.
Kata Nining, banyak pelatihan yang sudah dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Tasikmalaya di tahun ini. Tidak hanya pelatihan menjahit dan las saja, namun juga berbagai pelatihan lain melalui berbagai program seperti wirausaha baru.
Berkaitan dengan pelatihan menjahit dan las, kata Nining, pihak Dinas Tenaga Kerja sebelumnya melakukan seleksi terlebih dahulu. Setiap pendaftar diwawancara dulu apa yang menjadi motivasi untuk mengikuti pelatihan. Hal ini dilakukan agar betul-betul dapat menjaring peserta pelatihan yang nantinya siap bekerja atau siap berwirausaha mandiri.
Baca Juga:Unggul di Bidang Renang dan KarateJaga Standar Mutu Sekolah Islam Terpadu
“Kalau yang sekadar untuk coba-coba, kami tidak mau. Tapi harus yang betul-betul siap bekerja, siap usaha tidak hanya asal ikut pelatihan saja,” tegasnya.
Pimpinan LPK Mulia Mandiri Abadi (MMA) Karim menjelaskan pelatihan yang diberikan kepada peserta pelatihan las adalah berbagai teknik pengelasan. “Pelatihan las di sini bukan berarti peserta dilatih bikin pagar atau kanopi atau apa, tapi teknik penjelasannya. Kalau membuat pagar dan lainnya, itu adalah aplikasinya. Banyak industri kontruksi yang membutuhkan tenaga-tenaga pengelasan yang kompeten,” tutur Karim.
Dengan adanya uji kompetensi bersertifikat BNSP diharapkan tidak hanya skill yang dimiliki peserta pelatihan, namun juga dibuktikan dengan sertifikat BNSP sebagai bukti telah diuji.
Rifki Azmi Falah (21) asal Gobras Kecamatan Tamansari menuturkan bahwa dirinya sangat beruntung bisa ikut pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui Dinas Tenaga Kerja Kota Tasikmalaya. Pelatihan dengan uji kompetensi sertifikat BNSP ini, kata Rifki bisa menjadi bekal untuk dirinya terjun ke dunia industri.
“Terima kasih Dinas Tenaga Kerja Kota Tasikmalaya, saya punya bekal untuk melamar kerja di industri, semoga ilmunya bermanfaat,” ungkapnya bangga.
Iwan Purwawiana Rusman asesor dari LSP Logam Mesin, yang melaksanakan uji kompetensi untuk peserta pelatihan las menambahkan dengan adanya uji kompetensi ini sebagai bukti bahwa mereka yang dilatih dan lulus ujian betul-bentuk kompeten di bidang pengelasan. Sehingga diharapkan dapat diserap oleh industr-industri yang membutuhkan tenaga ahli pengelasan. (red)