SARIWANGI, RADSIK – Dinas PUTRLH Kabupaten Tasikmalaya menegaskan sudah melakukan upaya dalam menyelesaikan persoalan tanah bekas sodetan bukit yang sebagian masuk saluran air dan Sungai Cikunten dengan mengevakuasi menggunakan alat berat dan truk.
Kabid Jalan dan Jembatan pada Dinas PUTRLH Kabupaten Tasikmalaya Romi Gandara mengatakan, pihaknya sudah melakukan evakuasi material tanah hasil sodetan bukit dalam pembangunan dan pelebaran Jalan Cidugaleun-Parentas Kecamatan Cigalontang menggunakan alat berat dan truk. “Sudah dilakukan relokasi ke tempat lain,” ujar dia kepada Radar, kemarin.
Namun, saat dikonfirmasi terkait perencanaannya seperti apa dalam pembuangan material tanah hasil sodetan sehingga mengakibatkan adanya pencemaran ke Sungai Cikunten? Romi belum memberikan jawaban saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Baca Juga:Antisipasi Ledakan Harga KomoditasRumah Kemasan UMKM Harus Dibentuk
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Terpisah, Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Kecamatan Sariwangi yang juga Ketua Apdesi Kecamatan Sariwangi Apit Sujana mempertanyakan terkait relokasi material tanah yang dilakukan saat ini. “Kalau sekarang direlokasi ngambil tanahnya dari mana, alat beratnya? Kalau dari atas paling diambilnya hanya tiga meter dari atas dan tidak mungkin bisa sampai ke bawah. Sedangkan tanah yang masih ratusan kubik posisinya ada di bawah, Sungai Cikunten,” ujarnya.
“Kami mempertanyakan, ketika sudah ada relokasi tanah apakah sudah bisa menjamin ketika turun hujan besok atau kapan itu bisa aman, tidak sampai ada pencemaran. Kemudian kami juga pertanyakan tanah tersebut direlokasi ke mana dan sudah berapa kubik atau truk yang dievakuasi dari lokasi tersebut, kami butuh transparan,” ucap dia, menambahkan.
Kata dia, rencannya hari ini akan melaksanakan rapat untuk mematangkan aksi damai ke DPRD dan dinas terkait, sebagai bentuk kekecewaan terhadap pembangunan yang berimbas merugikan masyarakat. “Kami tidak akan mundur dan tergiur dengan adanya relokasi tanah yang dilakukan, kami akan terus kawal sampai benar-benar normal kembali,” ucap dia, menjelaskan.
“Jangan sampai relokasi tanah ini dilakukan hanya untuk meredam masyarakat yang akan melakukan aksi. Kami besok (hari ini) akan melihat ke lokasi seperti apa proses relokasi yang dilakukan, kalau alat berat bisa sampai turun ke bawah kami mengerti dan itu sudah langkah benar, namun kalau hanya yang di atas tidak akan berdampak baik,” ucap dia. (obi)