Ia menambahkan, meskipun Plaza Asia kini jadi mal terbesar di Priangan Timur, hal itu tidak membuatnya lengah. “Kita terus bekerja keras, berinovasi, berkreasi. Tidak boleh cepat puas,” ujarnya.
DUA TAHUN PERTAMA YANG TERBERAT
Terlebih, kata ia, Plaza Asia ini dibangun dengan penuh perjuangan. Saat pertama mendirikan Plaza Asia, banyak yang skeptis, karena Acong dianggap nekad membangun mal sebesar itu, padahal saat itu Tasik adalah kota yang kecil. “Dua tahun pertama Plaza Asia adalah masa tersulit dan berdarah-darah untuk mempertahankannya,” ucapnya.
Bahkan ia sempat berpikir untuk menutup dan menjual Plaza Asia karena mal tersebut tidak menunjukkan kemajuan di dua tahun pertamanya. “Tapi Papah saya yang memberikan semangat, beliau menasehati saya untuk tidak menyerah dan harus optimis Plaza Asia bisa maju,” ujarnya.
Baca Juga:Honda Apresiasi Konsumen LoyalOJK Dorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Alhasil nasehat dari ayahanda tercinta tersebut menjadi bahan bakar untuk Acong kembali semangat. “Tahun 2009 Plaza Asia mulai kelihatan ada progress, tenant-tenant besar mulai masuk. Saat itu ada KFC, Solaria, Gramedia, Amazon,” ujarnya. Dengan kesungguhan dan kerja kerasnya, kini Plaza Asia bisa mencapai usia 15 tahun dan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi di daerah. (na)