BANJAR, RADSIK – Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjar turun ke lapangan. Mereka mengecek kondisi sawah di Langensari dan sekitarnya yang kering akibat tidak disuplai air dari irigasi BBWS Citanduy.
“Kami turun mengecek langsung kondisi sawah, memang betul kondisinya sesuai yang dikeluhkan petani. Airnya kering hingga tanahnya retak karena sudah lebih dari dua minggu tidak mendapat pasokan air,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjar Agus Kostaman, Jumat (2/9/2022).
Atas kondisi tersebut, Agus meminta pihak BBWS Citanduy memberikan pasokan air selama sepekan ke depan untuk menyelamatkan sawah petani dari kegagalan panen. Sebab, kata dia, sawah yang ditanami berbagai macam jenis padi baru berusia 30 sampai 60 hari.
Baca Juga:Kampung Siaga Terima Bantuan Rp 146 Juta3.764 Siswa Mengikuti ANBK
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Kondisi tersebut memang sangat membutuhkan pasokan air. Bahkan, sebagian di antaranya tinggal menunggu beberapa pekan untuk panen. Malah, terjadi kekeringan karena penutupan aliran air.
“Mudah-mudahan hasil pertemuan Ibu Wali (Wali Kota Banjar Ade Uu Sukaesih, Red) pada hari Rabu dengan BBWS Citanduy bisa membawa solusi. Karena pihak BBWS Citanduy sudah diminta untuk mengalirkan air beberapa ke depan untuk kebutuhan sawah petani,” kata Agus Kostaman.
Ia juga menjelaskan, dampak kekeringan lantaran tidak diberi pasokan air itu bisa terjadi gagal panen padi di sekitar sawah seluas 1.200 hektare di wilayah Kecamatan Pataruman dan Langensari. “Kita sepakat dengam petani, sawah saat ini butuh aliran air. Petani sudah banyak yang mengeluh dan melaporkan ke pihak desa dan kecamatan. Kita juga langsung turun lapangan termasuk ke kecamatan untuk mendengar langsung kondisi yang dialami para petani,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Banjar Cecep Dani Sufyan menganggap kondisi ini terjadi lantaran putusnya sosialisasi kepada para petani baik dari pihak BBWS Citanduy maupun Dinas Pertanian. Sebab, kata dia, pekerjaan normalisasi irigasi tersebut sudah direncanakan jauh hari dan seharusnya para petani diimbau tidak melakukan penanaman padi selama pekerjaan normalisasi belum selesai.