SINGAPARNA, RADSIK – Komisi III DPRD Kabupaten Tasikmalaya menyayangkan terjadinya pencemaran air Sungai Cikunten yang disebabkan pembangunan dan pelebaran Jalan Cidugaleun-Parentas di Kecamatan Cigalontang. Pasalnya, material sodetan bukit menutupi saluran air dan masuk ke Sungai Cikunten dan berdampak sampai Kecamatan Sariwangi.
Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Tasikmalaya H Cecep Nuryakin mengatakan, apabila memang pengerjaan proyek ini berdampak buruk terhadap masyarakat, pihaknya sangat menyayangkan sekali. Artinya, pembangunan ini tidak dengan perhitungan dan perencanaan yang matang, terlebih dalam membuang limbah atau material tanah hasil sodetan bukit.
“Jika memang faktanya begitu, saya sangat menyayangkan. Itu berarti perencanaannya tidak memperhitungkan dampak terhadap lingkungan seperti apa, apalagi saat ini warga sudah mengalami kerugian akibat pencemaran tersebut,” kata dia kepada Radar, Jumat (2/9/2022).
Baca Juga:Warga Berburu Ikan Teri di Masa PanenBerenang Mesti Waspada
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Kata dia, ini sudah terjadi dan masyarakat banyak yang terkena dampak dari pencemaran ini. Tinggal sekarang bagaimana solusi dari dinas terkait dan pelaksana kegiatan menyikapi permasalahan ini. “Kami minta ini segera dicarikan solusinya, sehingga air Sungai Cikunten kembali jernih dan bisa dimanfaatkan lagi masyarakat,” kata dia, mengharapkan.
Permasalahan yang terjadi di masyarakat ini harus terselesaikan secepatnya. Diharapkan pembangunan dapat berjalan lancar tanpa ada kerugian yang diakibatkan oleh pembangunan tersebut, apalagi kerugiannya berdampak kepada warga sekitar.
“Hari Senin akan saya bawa ke rapat Komisi masukannya itu, agar Komisi III bisa ke lapangan untuk melihat langsung apa yang terjadi dan dasarnya terkait permasalahan pencemaran dari dampak pembangunan,” tegas Cecep.
Kepala Desa Cidugaleun Kecamatan Cigalontang Ikeu Firmansyah mengatakan, hari Sabtu kemarin hampir 300 orang melaksanakan kerja bakti membersihkan saluran, karena air sudah sebulan tidak mengalir ke Kampung Cigaloma akibat tertimbun material tanah.
“Padahal, air dari saluran tersebut biasa digunakan untuk mengaliri sawah, kolam ikan kalau untuk konsumsi ada air bersih. Selama ini pihak perusahaan diam saja, tidak ada reaksi. Kemarin sudah ditekan, karena kalau menggunakan alat berat itu berapa dan diperhitungkan. Misalnya itu 2 minggu tinggal dikalikan saja, misalkan sehari 10 jam dikali 300 ribu. Sudah diminta seperti itu. Tapi belum ada komfirmasi sampai saat ini,” kata dia.