TASIK, RADSIK – Perekonomian di Tasikmalaya dinilai prospektif dan akan semakin maju ke depannya. Apalagi dengan adanya pembangunan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci). Bahkan, di masa yang akan datang, Tasikmalaya bisa jadi Kota Metropolitan.
Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya Darjana saat diwawancara Radar, Selasa (30/8/2022). Darjana yang sudah 2 tahun memimpin BI Tasikmalaya tersebut, mulai 5 September 2022 akan berpindah tugas menjadi Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu. Adapun BI Tasikmalaya akan dipimpin oleh Aswin Kosotali dari BI Sibolga.
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Baca Juga:Investor Kakap Lirik Properti Luar NegeriLaptop Gaming Cashback Rp 1 Juta
Darjana mengatakan bahwa selama memimpin BI Tasikmalaya, ia sangat terkesan dan ia optimis ekonomi Kota Tasikmalaya akan semakin maju. “Tasik ini miniaturnya Bandung, karena struktur ekonominya sama yakni perdagangan dan jasa,” ujar pria asal Bandung tersebut.
Selain itu, Tasikmalaya dan wilayah lainnya di Priangan Timur ini sebagai wilayah produsen sehingga seharusnya struktur ekonominya lebih kuat. Di Priangan Timur ini merupakan produsen telur, daging, bawang bahkan cabai.
“Tasik kotanya maju, terbukti banyaknya investor yang membuka usahanya di sini, iklim usahanya kondusif. Berbagai brand ternama kini sudah hadir di Tasik, terutama di bidang food and beverage (F&B),” ujar pria berusia 54 tahun tersebut.
Namun pekerjaan rumahnya yakni inflasi. Inflasi di Kota Tasikmalaya masih cenderung tinggi, meski di bulan Juli 2022 berangsur turun di 5,18 persen (ytd). “Pada semester pertama 2022, inflasi Kota Tasik paling tinggi di antara 7 kota inflasi di Jabar. Namun di Juni-Juli ini berangsur turun,” kata Darjana yang merupakan lulusan ITB.
Darjana mengharapkan, di bawah kepemimpinan Kepala BI Tasikmalaya yang baru, inflasi Kota Tasik bisa berada di ambang batas aman. “Tahun ini memang tahunnya inflasi, ini harus menjadi perhatian bersama. Dengan inflasi yang terkendali, tentu akan mendorong kemajuan daerah,” ungkapnya.
Darjana mengatakan, tingginya angka inflasi ini tak hanya dialami oleh Indonesia, tapi menjadi permasalahan global. “Secara nasional inflasi di posisi 3,85 persen (ytd) mendekati batas atas sasaran target inflasi nasional 3 plus minus 1 persen, sedangkan inflasi Jawa Barat yakni 4,07 persen (ytd),” ujarnya.