Dia mengatakan, sejauh ini belum ada laporan terkait kerusakan fasilitas umum ataupun korban jiwa. ”Namun di Kampung Turis air laut sampai ke rumah makan dan cafe, tapi tidak parah,” katanya.
Untuk objek wisata tetap dibuka tetapi wisatawan dilarang berenang untuk sementara waktu. ”Kepada nelayan juga tetap wasapada kalau mau melaut,” tuturnya.
Ketua Tagana Kabupaten Pangandaran Nana Suryana mengatakan bahwa fenomena tersebut sudah biasa bagi warga Pangandaran. ”Gelombang pasang terjadi tiap tahun saat pancaroba dengan intensitas besar dan kecil,” ujarnya.
Baca Juga:Batal Debut Karena SakitElpiji DME
Dari pantauan seluruh anggota Tagana, kata Nana, warga beraktivitas seperti biasa. ”Tidak ada kepanikan sejauh ini,” ucapnya.
Untuk kondisi di Batuhiu, menurut Nana, itu karena jalan memang ada di bibir pantai. ”Posisinya juga rendah sehingga air laut gampang naik ke jalan,” katanya.
Salah seroang penjual bakso di Batuhiu, Neni (40) mengatakan dirinya tetap berjualan walaupun pada pagi hari ada serangan gelombang tinggi. ”Tadi air memang sempat naik ke jalan, pagi-pagi lah,” tuturnya.
Warga Masawah, Edi Sumardi (28) mengatakan dirinya kini terpaksa memutar jika ingin pergi ke Legokjawa. ”Biasanya kan lewat jembatan kayu darurat itu, tapi karena roboh ya terpaksa muter,” tuturnya. (den)
[/membersonly]
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!