TASIK, RADSIK– Metode mengajar untuk meningkatkan rasa percaya diri terhadap anak dilakukan oleh Guru di SDN Singkup Purbaratu Kota Tasikmalaya Wawan Setiawan SPd.
Wawan menyampaikan, salah satu hambatan yang sering dialami siswa dalam pembelajaran adalah rasa percaya diri yang rendah. Akibatnya pembelajaran yang diampu oleh guru tidak bisa berjalan optimal. Strategi, metode, maupun model belajar modern yang banyak muncul saat ini, tidak bisa berjalan dengan baik.
”Metode atau model belajar apapun bertujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran,” ungkapnya.
Baca Juga:PMB Jalur Mandiri Tetap DibutuhkanPagar Lapangan Dadaha Dibongkar
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Kata Wawan, tetapi justru inilah masalahnya, keaktfian siswa harus didukung oleh rasa percaya diri. Pada kenyataannya rata-rata siswa, malu dan takut untuk terlibat dalam interaksi. Mereka malu atau takut ketika diminta untuk menjawab pertanyaan atau memberikan pertanyaan.
”Mereka juga malu dan takut untuk mengemukakan pendapat, berkreativitas, tampil di depan dan aktivitas lainnya,” ucapaya.
Ungkap Wawan, apabila diamati dalam kehidupan sehari-hari, rasa takut dan malu dalam berbicara tidak hanya terjadi pada anak-anak. Hal tersebut juga terjadi pada orang-orang dewasa, dalam suatu forum atau musyawarah. Banyak ditemukan orang-orang yang malu atau tidak percaya diri dalam bertanya, atau memberi tanggapan, mereka cenderung menahan diri, diam atau membicarakannya dalam forum-forum yang tidak resmi.
”Mungkin karena faktor budaya itu pula yang menyebabkan masyarakat Indonesia, jarang sekali yang berani bicara terus terang, dan hal ini juga menurun pada anak-anak,” paparnya.
Kata Wawan, berbicara memang perlu diatur, supaya tetap ada pada kaidah kesopanan dan sesuai konteks tema pembicaraan. Tetapi menumbuhkan keberanian berbicara juga sangat penting dalam pembelajaran.
”Itulah tugas guru bagaimana menyelaraskan keberanian berbicara siswa supaya tetap sesuai kaidah dan konteks khususnya pada kegiatan belajar,” jelasnya.
Baca Juga:Pangkas Proyek Tak PentingPajak Aman, Konstruksi Belum
Penjelasan Wawan, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan apresiasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), apresiasi adalah penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu. Istilah apresiasi pada dasarnya berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata appreciation yang artinya penghargaan, penilaian, dan pengertian. Jika diartikan dari asal katanya, maka apresiasi merupakan aktivitas penilaian yang berupa penghargaan terhadap suatu hasil karya, atau sebuah pernyataan yang diungkapkan untuk menggambarkan rasa kagum.