CIPAKU, RADSIK – Kebutuhan pakan ayam ras petelur saat ini dipenuhi dari pakan pabrikan. Lalu saat harga pakan ayam tinggi, produk telur yang dijual pun ikut naik. Mengingat pakan ternak merupakan kebutuhan sangat penting yang mengakibat kestabilan harga.
Maka dari itu, adanya kolaborasi antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Tasikmalaya, Pemerintah Kabupaten Ciamis dan Koperasi Produsen Peternak Ayam Petelur Ciamis (P2APC) sebagai Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Kolaborasinya dengan membuat gudang dan pabrik pakan mini feedmill serta pelatihan pengolahan pakan selfmix. Peresmian di RT 07/RW 05, Dusun Cigebot, Desa Muktisari, Kecamatan Cipaku, Rabu (24/8/2022).
Baca Juga:APBD 2022 DirasionalisasiHarga Telur Ayam Tak Stabil
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Tasikmalaya, Nurtjipto menyampaikan kolaborasi BI, Pemerintah Kabupaten Ciamis dan pihak koperasi P2APC arahnya untuk kemandirian pakan ternak. Oleh karena BI memberikan mesin produksi pakan, Pemerintah Kabupaten Ciamis membangun gedung dan tanah untuk tempat produksi pakan ternak dari koperasi P2APC.
“Hal ini kolaborasi yang luar biasa bagi kami, karena tiga elemen bergerak bersama-sama untuk kemandirian pakan para peternak ayam petelur,” katanya.
Tentunya dengan berdirinya tempat pakan ternak ini, diharapkan bisa menekan harga pakan yang tinggi selama ini. Sebab, itu sering dikeluhkan para peternak ayam petelur di Priangan Timur, khusus Ciamis. “Kalau beli di pabrik Rp 7.600/kg, sedangkan ketika beli di koperasi P2APC bisa menjadi Rp 6.000-6.500/kg. Artinya sekitar 15-17 persen biaya pakan ternak bisa ditekan,” ujarnya.
Selanjutnya, kata dia, agar hasilnya maksimal dalam produksi pakan ternak ayam, pihaknya mengadakan pelatihan. Tentunya saat pelaksanaan pencampuran pakan tersebut tidak asal-asalan, tentunya mempertimbangkan nutrisi pakan ayam ras petelur agar ayam berkualitas yang akan membawa produktivitas telurnya lebih banyak dan baik.
“Sudah banyak peternak yang mencoba mencampur pakan pabrik dengan bahan lokal seperti jagung, bungkil, tepung, tepung ikan dan lainnya. Namun hanya dilakukan berdasarkan perkiraan saja, sehingga hasilnya belum maksimal,” katanya.