Iskandar Mansyur, peneliti teknologi vertical garden dari SMPN 2 Tasikmalaya mengaku beruntung dilibatkan sebagai mitra lokal dalam menerapkan konsep tersebut. Program ini akan ditindaklanjuti oleh peserta didik dan dipraktikan di sekolah. “Hal penting dari praktek ini nantinya ada muncul kecintaan terhadap penghijauan dan edukasi mengenai pentingnya lingkungan yang tertata dan potensial menghasilkan pendapatan ke depannya,” ujar Islandar.
Meski, lanjut dia, dalam waktu dekat belum bisa menjadi budidaya, minimalnya metode pertanian itu bisa dikenalkan ke generasi khususnya pelajar. Supaya bisa memanfaatkan lahan terbatas dan cinta terhadap lingkungan. “Kami sudah mulai itu di sekolah, setelah penelitian enam bulan terakhir ada beberapa hal yang kami coba terkait komoditas apa yang visibel dan cocok menggunakan metode ini,” kata dia. (igi)
[/membersonly]
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!