BANJAR, RADSIK – Ajang ketangkasan domba kembali digelar di Kota Banjar setelah hampir tiga tahun lebih vakum. Adu ketangkasan domba itu digelar di arena ketangkasan domba kawasan Situ Leutik Desa Cibeureum Kecamatan Banjar, Minggu (14/8/2022).
Ratusan domba dari wilayah Priangan Timur tampil menunjukan ketangkasan. Domba yang bertanding bahkan ada yang berasal dari Majalengka hingga Bandung.
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Baca Juga:Korban Pikap Masuk Jurang Diduga Bertambah Jalan Sehat Meriahkan HUT Kemerdekaan RI
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Banjar Dedi Suardi SPd, MSi mengatakan, seni ketangkasan domba di Pamidangan Situ Leutik Desa Cibeureum merupakan event tahunan yang tercantum dalam kalender Provinsi Jawa Barat. Namun hampir tiga tahun terganggu pandemi Covid-19.
“Alhamdulillah sekarang terlaksana. Tepat saat ini sekaligus untuk memperingati HUT RI ke-77 tahun 2022,” kata Dedi kemarin.
Wakil Wali Kota Banjar H Nana Suryana SPd MH mengapresiasi terselenggaranya kegiatan yang sudah menjadi bagian dari kalender event provinsi Jawa Barat. “Ini adalah satu budaya ketangkasan domba. Selain itu juga sudah mulai ke ekonomi,” kata Nana.
Sisi ekonomi, kata Nana, peternak domba Garut memiliki lahan pasar yaitu mengenalkan domba Garut yang dipelihara warga Kota Banjar, sehingga dapat menarik minat orang untuk membeli atau ikut memlihara di Kota Banjar. Sisi ekonomi lainnya dengan adanya pergerakan ekonomi masyarakat sekitar dari penjualan pedagang kaki lima maupun pelaku UMKM.
“Kita bisa lihat banyak orang dari luar datang kesini. Pedagang di Kota Banjar juga mendapat keuntungan dari penjualan. Maka saya titipkan belanjalah sebanyak-banyaknya UKM Banjar,” tuturnya. “Ketika ada kegiatan, pasti orang ada berkumpul di Banjar dan makan, minum serta tidur di Banjar. Artinya ada multiplier effect bagi perekonomian masyarakat di Kota Banjar,” tambahnya.
Ia berharap event di Kota Banjar terus berjalan dan rutin agar dapat menarik minat orang untuk datang. Sebab Kota Banjar tidak memiliki magnet menarik orang berkujung dan menghabiskan uang disini.
“Orang tidak akan ada yang datang sukarela ke Banjar kecuali kita paksa dengan hormat yaitu dengan undangan event, sehingga Banjar dikunjungi kabupaten/kota lain. Minimal setiap bulan ada event,” tandasnya. (cep)