CIHIDEUNG, RADSIK – Kawasan Jalan HZ Mustofa dan Cihideung perlu memiliki ciri khas kuat dan juga nilai seni. Jika hanya asal menata, maka jangan harap ikon tersebut memiliki daya tarik yang tinggi.
Hal itu diungkapkan Budayawan Tasikmalaya Tatang Pahat. Dia mengingatkan agar penataan di pusat kota yang sedang dikerjakan tidak hanya perbaikan trotoar saja. Jika sebatas memperbaiki, maka tidak akan memberikan perubahan yang signifikan.
“Kalau begitu, yang datang paling memang punya niat belanja saja,” ungkapnya.
Baca Juga:Kios Tak Ada Aktivitas, Siap-Siap DisegelPUBG Tasik Bidik Trofi KASAD
Beda cerita jika penataan dibarengi dengan penanaman nilai seni dan ciri khas Kota Tasikmalaya. HZ Mustofa dan Cihideung akan menjadi tujuan wisata. Tentu akan berdampak pada perekonomian. “Kalau sudah datang untuk berwisata, tentu mereka akan belanja juga,” ucapnya.
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Sebagaimana diketahui, Kota Tasikmalaya punya banyak ciri khas yang memiliki daya tarik. “Harus yang kental dan sarat dengan simbol-simbol ke-Tasik-an,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) H Dudi Mulyadi menerangkan rekonstruksi dilakukan tidak asal-asalan.
Selain diperhitungkan dari segi konstruksinya, nilai seninya pun tidak ketinggalan. “Makanya kita libatkan seniman-seniman untuk konsepnya,” terangnya.
Sebagaimana diketahui, beberapa ciri khas Kota Tasikmalaya adalah payung dan kelom geulis. Ikon tersebut nantinya akan menghiasi area yang saat ini sedang ditata. “Ada payung yang seragam dengan yang di depan Masjid Agung, terus ada tempat duduk yang membentuk kelom geulis juga,” ucapnya.
Ada juga rekomendasi supaya wajah pertokoan di Jalan HZ Mustofa dan Cihideung pun dipercantik untuk menambah daya tarik. Namun tentunya hal itu perlu kesadaran dari para pemilik toko. “Kalau kami ya fokus dengan apa yang sedang dikerjakan saat ini,” ucapnya.
Baca Juga:Kembali Diterjang Banjir, Jembatan Darurat PutusKejaksaan Geledah BUMDes Balokang
Sebagian warga menyoroti pembongkaran aspal di Jalan Cihideung yang sebelumnya dalam kondisi baik. Hal itu dijelaskan H Dudi, karena ketinggian jalan perlu penyesuaian. “Karena sekarang elevasinya (ketinggian) sudah sejajar dengan trotoar, hanya saja karena cembung jadi tidak kelihatan,” jelasnya.