PANGANDARAN, RADSIK – Pascainsiden tewasnya wisatawan di Citumang beberapa waktu lalu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Pangandaran dan Perhutani siap melakukan evaluasi terhadap objek wisata tersebut.
Kepala Disparbud Kabupaten Pangandaran Tonton Guntari mengatakan insiden tersebut telah dilaporkan kepada pimpinan Perum Perhutani dan harus jadi perhatian. ”Saya sudah melaporkan kejadian tersebut ke Pak Sekda dan Pak Bupati. Karena objek wisata Citumang berada di wilayah Kabupaten Pangandaran,” katanya kepada wartawan, Kamis (11/8/2022).
Dia mengatakan kecelakaan serupa tidak boleh lagi terjadi di seluruh objek wisata di Kabupaten Pangandaran. Karena keselamatan jiwa pengunjung adalah nomor satu. ”Ini harus jadi bahan evaluasi bagi semua pengelola,” tuturnya.
Baca Juga:Lestarikan Baca Kitab Sejarah KacijulanganDilarang Pungut Retribusi
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Dia pun percaya bahwa para pemandu sudah menerapkan standard operating procedure (SOP) saat melakukan tugasnya. ”Terlepas dari itu semua, perlu ada lagi ketegasan dan perbaikan untuk mengarahkan para wisatawan agar tidak bertindak di luar aturan,” ujarnya.
Tonton mengatakan, walaupun pengelolaan Citumang oleh Perum Perhutani, namun objek wisata tersebut berada di kawasan Pangandaran. ”Kita juga ada kerja sama dengan Perhutani,” ucapnya.
Ketua Provider Parkir 2 Citumang Dede Dzoemli mengatakan bahwa pihaknya sepakat untuk menghilangkan wahana loncatan tujuh meter di depan goa tersebut. ”Semuanya sudah sepakat itu tidak digunakan lagi,” tuturnya.
Dede mengatakan untuk aktivitas lainnya seperti body rafting masih bisa dilakukan. ”Aktivitas masih normal, wisatawan masih bisa berkunjung,” ujarnya.
Dia menegaskan bahwa setiap kali akan beraktivitas, para pemandu selalu menerapkan SOP yang benar. ”Mengarahkan ke wisatawan apa saja yang boleh dan tidak,” katanya. (den)
[/membersonly]
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!