”Diduga rem blong. Kakak saya, Aep, yang sedang di kebun melihat mobil pikap terbang sekitar 07.30 WIB. Lalu kakak saya menyusul ke rumah saya,” ujar Sofyan.
Warga yang melihat kecelakaan itu langsung terjun membantu mengevakuasi korban. ”Saya pun langsung bawa empat orang pakai mobil dari tempat kejadian diantarkan ke Puskesmas Sukamantri,” katanya.
Kapolres Ciamis AKBP Tony Prasetyo Yudhangkoro mengatakan petugas langsung melakukan evakuasi korban dan kendaraan pascakecelakaan. Setelahnya, pihaknya melakukan olah TKP. Sementara ini belum ada penyebab pasti dari kecelakaan tersebut. ”Apakah ada dugaan rem blong atau faktor-faktor lainnya hingga terjun ke jurang,” katanya.
Baca Juga:Lulus SMK, Ingin Kerja, Tertimpa TrukPemdes Sukamaju Santuni Anak Yatim
Kasatlantas Polres Ciamis AKP Asep Iman Hermawan mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Ciamis untuk memastikan penyebab kecelakaan. ”Untuk mengetahui keadaan kendaraan yang terjadi kecelakaan, sedang menunggu pengecekan dari Dishub,” ujarnya.
Namun bila dilihat dari situasi jalan, tidak ada upaya sopir untuk membanting stir. Mobil langsung lurus terjun ke jurang. Akibatnya ada korban meninggal, luka berat dan ringan. ”Sedangkan untuk kondisi sopir dari hasil pemeriksaan di lapangan mengalami luka berat,” katanya.
Kehilangan Dua Saudara
Rombongan warga Blok Rabu RT 06 RW 02 Desa Burujul Wetan itu berniat menghadiri hajatan khitanan dari anak kedua pasangan Hendra dan Irma di Panjalu Kabupaten Ciamis.
”Rombongan keluarga istri saya dari Desa Burujul Wetan Kecamatan Jatiwangi berangkat setelah subuh. Bilangnya ke Panjalu diperkirakan sampai 09.00 WIB,” kata keluarga korban asal Panjalu, Hendra.
Hingga pukul 10.00 WIB, kata dia, keluarganya dari Majalengka tidak kunjung datang. Dia sudah menghubungi saudara yang ada dalam rombongan itu melalui WhatsApp tetapi tidak ada yang merespons. Ketika ditelepon, yang mengangkatnya malah warga Dusun Cimara Desa Cibeureum. Dari warga Cimara itulah dia tahu kerabatnya kecelakaan.
”Niatnya rombongan akan datang menghormati hajatan khitan anak kedua kami. Namun terjadi musibah. Kami pun kaget terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan delapan keluarga kami meninggal,” ujar Hendra.
Setelah mendengar kecelakaan maut tersebut, istri Hendra pun syok di rumah. Sebab, dari tujuh bersaudara, kakaknya baru meninggal satu bulan lalu karena sakit. ”Sekarang ditambah dua kakaknya meninggal. Dengan kehilangan itu, istri saya di rumah pingsan terus,” tuturnya.