CIJULANG, RADSIK – Jumlah Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten Pangandaran terus bertambah setiap tahunnya.
Penyebab atau faktor orang mengalami gangguan jiwa pun bermacam-macam. Ada karena ekonomi, masalah percintaan atau bahkan karena memperdalam ilmu tertentu seperti ilmu kebatinan.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pangandaran mencatat sampai dengan Juli 2022 ada 745 ODGJ di Kabupaten Pangandaran.
Baca Juga:Kondom Kurang DiminatiJangan Nekat Berenang di Karapyak!
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Angka tersebut merupakan akumulatif dari tahun sebelumnya. Pada 2021, jumlahnya baru mencapai 700 ODGJ. Itu berarti ada penambahan 45 ODGJ hingga pertengahan tahun ini.
Kecamatan yang jumlah ODGJ-nya paling banyak adalah Kalipucang. Sebanyak 124 orang. Sementara yang paling sedikit adalah Cimerak dengan jumlah 30 orang.
Kepala Bidang Pelayanaan Kesehatan (Yankes) Dinkes Kabupaten Pangandaran dr Rina mengatakan, ODGJ di Kabupaten Pangandaran rutin dikirim ke Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi untuk mengikuti penyembuhan. ”Kita sudah ketiga kalinya mengirimkan ODGJ ke sana. Kita bekerja sama dengan RSJ tersebut,” ucapnya kepada Radar saat dihubungi Selasa (2/8/2022).
Soal jumlah ODGJ yang terus bertambah, Rina mengaku sangat khawatir. ”Baru saja pertengahan tahun jumlahnya sudah melebih tahun sebelumnya,” tuturnya.
Menurut dia, hampir setiap bulan laporan warga yang mengalami ODGJ di Pangandaran bertambah satu sampai dua orang. ”Kebanyakan faktor ekonomi tidak mencukupi kehidupan keluarga, sehingga mengalami stres dan tidak bisa menahan beban pikiran dan paling parah yang mendalami ilmu tak kasat mata,” katanya.
Pihak Dinas Kesehatan menghawatirkan tingkat stres pada generasi muda yang terus merebak. ”Usia yang terkena ODGJ di Pangandaran sangat bervariasi, ada yang masih usia 16 tahun sampai 50 tahun,” tuturnya.
Baca Juga:Maling Bidik Rokok dan Brankas MinimarketJika 4 Poros, Prabowo-Cak Imin Berpotensi Maju
Rina mengimbau kepada masyakat agar bisa mengelola stres dengan melakukan kegiatan positif, bersosialisasi dan membangun komunikasi yang baik dengan keluarga. ”Masing-masing orang punya masalah dan punya gangguan jiwa. Tapi ada yang bisa menangani adapun yang tidak. Saat menghadapi stres yang pertama harus diingat adalah ketenangan, jangan tergesa, jangan mudah terbawa suasana, harus sering berisitigfar ataupun mengingat tuhan,” ujarnya.