PAGERAGEUNG, RADSIK – Puskesmas Pagerageung berhasil mengembangkan dan membuat inovasi untuk mengurangi tingkat Open Defecation Free (ODF) atau stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di lingkungan masyarakat.
Inovasi tersebut adalah kredit Jamban Idaman Masyarakat Tasikmalaya (JIMAT) yang dibuat dan dikelola langsung oleh Puskesmas Pagerageung dan dibangun oleh tenaga ahli binaan WSP dan diawasi oleh tenaga kesehatan.
[membersonly display=”Baca selengkapnya” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”disini”]
Baca Juga:Tingkatkan SDM Ekonomi KreatifPengerjaan Tunggu Aba-aba
JIMAT masuk top kedua tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan masuk nominasi ke-99 dari 3.200 nominator tingkat nasional dari seluruh Indonesia dalam inovasi kesehatan lingkungan.
“Kini masyarakat bisa memiliki jamban keluarga idaman yang memenuhi syarat kesehatan, terjangkau, aman dan nyaman serta ramah lingkungan,” kata Inovator atau Penggagas JIMAT, Tatang Hidayat SKM kepada Radar, kemarin.
Menurut dia, inovasi kredit JIMAT dibuat dan dikelola oleh Puskesmas Pagerageung dengan tujuan untuk menekan tingkat ODF atau BABS di lingkungan masyarakat khususnya di Kecamatan Pagerageung.
Di mana stop ODF atau BABS ini, kata dia, kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan. Karena pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh pada penyebaran penyakit berbasis lingkungan.
Dia menyebutkan, inovasi JIMAT yang dirintis sejak tahun 2015 dan dibangun serta dikembangkan tahun 2019, saat ini di tahun 2022 masuk nominasi program kesehatan lingkungan ke 99 tingkat nasional dari 3.200 nominator di seluruh Indonesia.
“Kita masuk top 99, bahkan presentasi inovasi JIMAT langsung disampaikan oleh bupati Tasikmalaya dan sekda. Hasilnya kita sedang menunggu pengumuman nominasi 45 besar,” ungkap mahasiswa S2 Universitas Padjadjaran (UNPAD), Bandung yang sedang penelitian tesis ini.
Adapun untuk jumlah JIMAT yang sudah dibangun di Kecamatan Pagerageung ada 221 unit. Omset keseluruhannya hampir 600 juta. Dengan melibatkan kader kesehatan sehingga memiliki income pendapatan baginya. “Jadi JIMAT ini selain outcome-nya kesehatan juga output-nya bisa pemberdayaan sosial dan ekonomi masyarakat serta kader kesehatan,” paparnya.
Baca Juga:Harus Mulai Melek Digital MarketingHonorer Minta Pemerintah Mengangkat Semua Guru Honorer Menjadi ASN
Dia menambahkan, ada salah satu daerah di Dusun Cipanas Desa Cipacing Kecamatan Pagerageung, yang sudah berpuluh tahun tidak memiliki jamban di rumah karena masalah kondisi tanah yang subur air dan tidak memungkinkan dibuat jamban cubluk.