CIHIDEUNG, RADSIK – Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya dinilai mengambil langkah yang tepat dalam memaklumi pedagang kaki lima (PKL) Cihideung. Namun, persoalan yang terjadi harus menjadi bahan evaluasi supaya Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (KUMKM Perindag) lebih responsif.
[membersonly display=”Baca selengkapnya” linkto=”https://radartasik.id/masuk” linktext=”disini”]
Ketua Harian Solidaritas Pemuda Tunas Tasikmalaya (Sipatutat) Iwan Supriadi mengatakan bahwa pemkot memang sudah seharusnya memaklumi para PKL Cihideung. Selain karena momentum Ramadan, mereka sudah membangun lapak di awal bulan puasa. ”Jadi para pedagang tentu akan mengalami kerugian karena modal untuk membangun lapak dibongkar begitu saja,” tuturnya kepada Radar, Selasa (19/4/2022).
Baca Juga:Siswi DiperkosaStok Sembako Aman, Harga Tinggi
Perlu diketahui, urusan PKL tidak lepas dari permasalahan ekonomi. Dengan demikian, tidak bisa disikapi dengan arogan oleh pemerintah. ”Ini urusan perut, jangan dianggap main-main,” katanya.
Meskipun dinilai tepat tetapi bukan berarti pemkot sudah melakukan hal yang benar. Karena masalah PKL Cihideung yang membangun lapak semi permanen diawali kelalaian pemerintah. ”Kan sudah mengajukan ke Dinas KUMKM Perindag, kenapa tidak direspons langsung,” tuturnya.
Hal inilah yang seharusnya menjadi bahan evaluasi pemkot. Jangan sampai pegawai atau pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) abai terhadap tugasnya. ”Pemerintah itu kan tugasnya melayani masyarakat, jangan sampai abai,” ujarnya.
Pasalnya, kata dia, jika pemerintah memberikan kejelasan sebelum Ramadan tentu ceritanya akan berbeda. Para PKL pun tidak begitu saja membangun lapak semi permanen untuk Pasar Ramadan. ”Kalau dilarang sejak awal tentu akan beda ceritanya, masalah ini jelas karena ada kelalaian di pemerintah,” katanya.
Pantauan Radar, para PKL di Jalan Cihideung masih menggelar lapak sampai malam hari. Karena pengunjung atau calon pembeli pun masih berdatangan melihat barang yang dijajakan.
Salah seorang pengunjung, Ipin Tasripin (40) mengaku baru tahu kalau PKL Cihideung kembali berdagang sampai malam. Secara umum dia tidak masalah karena di bulan Ramadan setiap warga berusaha ekstra untuk mengais rupiah. ”Jangankan pedagang, yang bukan pedagang pun kalau bulan puasa mendadak jadi pedagang,” tuturnya. (rga)