PEMERINTAH Kota Tasikmalaya memfokuskan pemulihan korban banjir yang menimpa warga di Kampung Sukasirna Kelurahan Sukanagara Kecamatan Purbaratu.
Wali Kota Tasikmalaya H Muhammad Yusuf telah meninjau lokasi korban banjir. Dia melihat langsung perkembangan dan berupaya memaksimalkan dinas-dinas terkait yang bisa secara taktis membantu warga. ”Kita juga dibantu Kementerian Sosial termasuk memberikan bantuan untuk anak bayi, kasur untuk tidur serta Dinsos kita siagakan membuka dapur umum untuk memasak kebutuhan sahur dan berbuka warga,” tuturnya di sela peninjauan, Minggu (17/4/2022).
[membersonly display=”Baca selengkapnya” linkto=”https://radartasik.id/masuk” linktext=”disini”]
Baca Juga:Partai Gelora Membawa Arah Baru Kota TasikBangunkan Sahur Sambil Mabuk
Menurut dia, dalam satu hari tidak kurang 600 paket makanan akan disiapkan melalui dapur umum untuk membantu meringankan warga. Paling tidak untuk sahur dan buka puasa selama Ramadan. ”Saya imbau masyarakat pun bisa memberikan empati apalagi bantuan. Di samping kita pemerintah menyiapkan, tetapi alangkah lebih baik kita mencurahkan empati terhadap warga kita ini,” tutur Yusuf.
Tidak hanya urusan pangan, Yusuf juga menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) untuk melaksanakan penelitian dan solusi menyikapi kondisi banjir besar di Purbaratu itu. ”Anggaran kami akan gunakan BTT (Belanja Tidak Terduga). Ini kan kejadian darurat. Seluruh yang terdampak di sini ada sekitar 128 KK atau 512 jiwa,” ujarnya.
Terkait banjir di rumah sakit, Yusuf mendesak agar manajemen RSUD dr Soekardjo menuntaskan persoalannya. Dia menilai luapan air yang melanda seluruh ruangan lantai satu hingga ruang rawat pasien adalah masalah internal.
Menurut dia, banjir di RSUD masalah lama yang kerap terjadi tiap tahun. Meski begitu, peristiwa seperti Jumat lalu adalah kali pertamanya terjadi. Sebab luapan air masuk ke lorong-lorong ruangan lantai satu dan ruang inap pasien.
”Itu banjir (di RSUD, Red) bukan karena bencana. Itu karena internal. Harusnya drainase di internal dibereskan oleh rumah sakit. Bukan oleh pihak luar,” tuturnya.
”Itu kan drainase tak pernah diperbaiki. Pada 2019 katanya pernah ada perbaikan. Tapi tetap saja gitu (terjadi banjir),” tambahnya.
Menurut Yusuf, pihak manajemen RSUD harus mencari akar masalah utama mengapa selalu banjir di rumah sakit berplat merah itu. ”Cari atuh akar masalahnya di mana. Rumah sakit yang bekerja. Itu kan kejadian internal, bukan karena luapan air sungai,” ujarnya.