Dia menambahkan, dampak keberadaan travel, angkutan penumpang elf menjadi sepi. Penghasilan menurun, sehari biasanya Rp 300 ribu, sekarang Rp 100 ribu. Bahkan pengusaha banyak gulung tikar. ”Kita sudah jenuh, dan kita pengen kondusif aman nyaman, dan aspirasi kita ditanggapi sama aparat setempat dan pemerintahan,” tuturnya.
Menurut dia, memang sempat ada pengemudi yang menahan angkutan elf lainnya, yang tidak berhenti saat diberhentikan di depan kantor Dishubkominfo. ”Iya spontanitas, orang banyak mungkin sudah jenuh, dan timbulah untuk amankan mobil dan supirnya. Yang jelas kita antisipasi ingatkan tidak ada perusakan dan penganiayaan, nanti kalau ada masuk pidana kriminal,” ujarnya.
Salah seorang penumpang Dedeh (48) mengatakan tidak bisa berbuat apa-apa, ikut dengan supir, dan angkutan umum yang diarahkan untuk berdemo di Kantor Dishubkominfo Kabupaten Tasikmalaya.
Baca Juga:PKL Cihideung Minta MenetapBiayai Mahasiswa Miskin Berprestasi
Menurut dia, dirinya hendak ke Tasikmalaya dari Singaparna. Dengan diberhentikannya kendaraan yang ditumpanginya, akhirnya harus menunggu sampai selesai. ”Ya mau bagaimana lagi, nunggu sama supir angkotnya saja. Nanti juga bisa jalan lagi. Tidak tahu demo apa, tahunya kumpul di depan kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Tasikmalaya,” tuturnya. (dik)
[/membersonly]