Zaenal Arifin, salah satu orang tua siswa berencana mengadukan persoalan itu ke DPRD Banjar. Menurut Zaenal, sebagai wakil rakyat, Komisi I harus ikut mengevaluasi data vaksinasi di Kota Banjar.
“Kami rencana akan menyampaikan persoalan ini ke Komisi I DPRD Banjar. Kami sebagai orang tua tidak terima atas kecurangan ini.
Siapa pun aktornya, harus bertanggung jawab. Karena bukan hanya satu dua saja yang di-entri datanya sudah divaksin ke laman PeduliLindungi padahal kenyataannya belum vaksin sama sekali,” kata Zaenal Arifin, Rabu (6/4/2022).
Baca Juga:M Kace Divonis 10 Tahun PenjaraTarget Penataan HZ Jadi Semi Pedestrian pada Agustus
[membersonly display=”Baca selengkapnya” linkto=”https://radartasik.id/masuk” linktext=”disini”]
Ia mengaku kecewa lantaran anak ketiganya sudah terdata di aplikasi mendapat vaksin dosis pertama. Padahal, anak ketiganya belum disuntik vaksin sama sekali. Termasuk dia bersama istri dan kedua anak lainnya.
“Saya mengecek di laman aplikasi PeduliLindungi dengan memasukan nama anak saya dan NIK-nya, ternyata itu muncul anak saya yang belum divaksin sudah ada datanya, sudah divaksin satu. Padahal anak saya tidak pernah divaksin. Ini dari mana dapat datanya bisa seperti ini, sebagai orang tua kan seharusnya senang karena sudah divaksin, tapi pemalsuan data seperti ini kan mencontohkan kelakuan yang tidak benar,” katanya.
Ia mengaku heran siapa yang melakukan hal itu. Lantaran kejadian serupa tidak hanya menimpa anaknya. Namun beberapa rekannya. Anak-anaknya sudah terdata mendapatkan vaksin dosis pertama, padahal belum divaksin.
Sementara itu, warga kembali mengeluhkan soal dugaan manipulasi data vaksin. Salah satunya disampaikan orang tua berinisial, JA. Menurut dia, anaknya tidak bisa divaksin lantaran mengalami sakit asma, namun dalam aplikasi PeduliLindungi sudah tercatat mendapatkan vaksin dosis pertama.
“Sekolah di SD Jajawar. Punya penyakit asma, tapi anehnya ketika dicek nama dan NIK di aplikasi PeduliLindungi, keterangannya sudah tercatat pernah divaksin dosisi pertama. Padahal kapan dan dimana divaksinnya. Ini yang input data siapa?” kata JA.
Dikonfirmasi terkait data vaksin tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar Andi Bastian belum memberikan keterangan lanjutan.
Sementara Kapolres Banjar AKBP Ardiyaningsih mengatakan, kesalahan input data bisa saja terjadi karena banyaknya tim vaksinasi di lapangan. “Nanti kami akan cek permasalahannya dimana. Karena timnya memang banyak. Kalau ada salah input dan salah data sangat mungkin terjadi, dan kami mohon maaf. Akan segera verifikasi lagi, sambil mapping data yang belum divaksin,” ujarnya. (cep) [/membersonly]